REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebanyak 1.964 perempuan dari semua Provinsi DIY pecahkan rekor muri sanggul terbanyak. Perhelatan ini digelar sekaligus untuk memperingati Hari Kartini, yang bertempat di Imperial Ballroom, The Sahid Rich Yogyakarta, Kamis (23/4).
"Lomba sanggul dan kebaya ini memang baru diadakan pertama kalinya. Kami berharap ke depannya bisa diadakan setiap tahun," ujar Ketua DPD, Tiara Kusuma Yogyakarta, Anglingkusumo saat di temui di tempat rekor muri berlangsung.
Tiara mengatakan, Acara ini juga ditujukan sebagai peleatarian budaya. Dia mencontohkan, jika orang ke Bali, maka bisa dengan mudah menemui perempuan-perempuan bali yang menggunakan sanggul dan kebaya. "(Sementara) Di Jogja sendiri kan masih susah dicari ciri khasnya apa. Ya sanggul ini," katanya.
Warga Purwosari, Baleharjo, Gunungkidul, Wiati (48) mengaku senang mengikuti acara tersebut. Peserta dengan nomor urut 1.186 itu sengaja berkontribusi dalam lomba sanggul sebagai bentuk pelestarian budaya. Menurutnya, perhelatan hari Kartini ini gratis. Setiap peserta hanya perlu berdandan, kemudian panitia akan mengangkut mereka ke tempat acara berlangsung.
"Dari Gunungkidul ada serombongan. Sekitar 280 orang. Inikan diadakan Gusti Ratu, jadi setiap daerah wajib mengutus perwakilan. Setahu saya sih lima orang per RT," kata Wiati.
Tidak ada batasan usia dalam lomba sanggul dan kebaya itu. Saat ini, Wiati sendiri menggunakan kebaya berwarna hijau dengan model sanggul tekuk khas Kraton Yogyakarta.