REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Warga Desa Sirnajaya, Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya keluhkan kondisi jalan penghubung antar Desa yang rusak parah.
Kondisi jalan rusak tersebut dianggap sangat menghambat aktivitas dan perekonomian warga.
Kepala Desa Sirnajaya, Asep Supendi menjelaskan, kondisi jalan yang menghubungkan Desa Karangjaya dan Sirnajaya sudah 95 persen rusak. Menurutnya, jalan yang rusak tersebut sangat panjang. Mulai dari Desa Karangjaya ke Sirnajaya sampai ke Desa Citalahap yang berada dipaling ujung Kabupaten Tasikmalaya.
"Jika musim hujan, mobil akan kesulitan untuk mencapai desa paling ujung," kata Asep kepada Republika, Kamis (23/4).
Asep mengatakan, jalan utama penghubung desa tersebut telah lama tidak diperbaiki. Kemungkinan dari tahun 1997 sampai saat ini masih belum diperbaiki. Sementara, panjang jalan yang rusak diperkirakan sekitar 10 km lebih. Ia menegaskan, warga Sirnajaya jelas sangat mengeluh dengan kondisi jalan yang rusak parah.
Ia melanjutkan, jalan dari Desa Citalahap sampai Karangjaya menjadi penghubung antar desa. Peran jalan tersebut sangat penting karena warga yang ingin menjual hasil pertanian ke pasar menggunakan jalan tersebut. Saat ini untuk menjual barang ke pasar saja menjadi sangat susah.
"Aktivitas warga terhambat sehingga perekonomian desa pun ikut terhambat, imbasnya kepada penghasilan masyarakat," ujar Asep.
Ahmad (30 tahun) warga Desa Sirnajaya mengatakan, ia sangat berharap jalan penghubung antar desa mendapat perhatian dari pemerintah. Ia ingin jalan tersebut diperbaiki sebaik mungkin karena perannya sangat penting. Menurutnya, jika jalan di desanya diperbaiki, roda perekonomian juga akan membaik.
Ahmad menerangkan, kondisi jalan di desanya berbatu dan naik turun. Setelah hujan jalanan akan menjadi licin. Kondisi jalan tersebut akan sangat berbahaya bagi pengendara sepeda motor mau pun mobil. "Meski hasil buminya lumayan, tapi akses kepasarnya cukup susah," kata Ahmad.
Menurut Asep, di Desa Sirnajaya hasil buminya cukup banyak. Diantaranya, buah salak, kelapa, pisang, kayu cengkeh dan ikan tambak. Biasanya warga menjual hasil berkebunnya ke pasar Cineam Kabupaten Tasikmalaya, ada juga yag dijual hingga ke Kota Tasikmalaya. Tapi dengan kondisi jalan yang rusak parah, biaya transportasinya menjadi sangat mahal.
"Jadi masyarakat merasa keberatan untuk menjual hasil kebunnya ke pasar," kata Asep.