REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Menyikapi adanya warga Kabupaten Serang yang terkena Demam Berdarah Dengeu (DBD). Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten mengaku akan segera menindaklanjuti berdasarkan informasi tersebut. Tujuannya guna mengantisipasi penyebaran DBD yang lebih luas.
Menurut Staf Pelaksana Program DBD Seksi Pengen Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Provinsi Banten Yosan, langkah awal yang dilakukan dinkes Banten adalah mengoordinasikan kasus DBD ini kepada dinas kota atau kabupaten yang bersangkutan, dalam hal ini dinas Kabupaten Serang.
"Untuk langkah awal kita koordinasi dengan Dinkes Kabupaten Serang terlebih dahulu," katanya, di Serang, Banten, Rabu (22/4).
Koordinasi dalam artian, lanjutnya, sejauh mana upaya yang sudah dilakukan Dinkes Kabupaten Serang. Namun, jika belum mampu melakukan upaya mau tidak mau pihaknya akan langsung turun ke lokasi Kampung Gabus Sukamaju RT/RW 14/18, Desa Gabus, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang.
"Kemudian kita lihat lingkungannya seperti apa, dan epidemilogi pun seperti apa. Setelah itu, baru kami melakukan fogging di kampung tersebut. Pada intinya, kami akan berupaya cepat agar tidak sampai memakan korban," kata Yosan.
Sedangkan, satu dari lima balita yang mengidap DBD tersebut yakni Heru (4,5 tahun) buah hati Suhendra dan Nurhayati saat ini tengah dirawat di Puskesmas Cikande, Kabupaten Serang kondisinya semakin kritis.
"Sejak hari minggu kemarin panas tinggi, pada tubuhnya terdapat bintik-bintik merah. Hari Senin kemarin saya bawa ke Puskesmas Cikande, dan saat kondisinya semakin parah pak anak saya," ujar Suhendra.
Sedikitnya, lima balita di Kampung Gabus Sukamaju RT/RW 14/18, Desa Gabus, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang terjangkit. Kelima balita itu yakni, Heru (4,5 tahun), Sigit (5 tahun), Repal (4 tahun) buah hati Suba’i Jahro (4,5 tahun), dan Dipa (4 tahun).