REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) mengklaim tak ada kenaikan pengangguran terbuka di Sumbar.
Kepala Disnakertrans Sumbar Sofyan menuturkan, berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, angka pengangguran terbuka di Sumbar yaitu 6,50 persen.
"Dari media saya lihat angka pengangguran terbuka mencapai 6,69 persen, data itu didapat dari mana. Karena data yang saya dapat dari BPS berada diangka 6,50," kata dia di Padang, Sumbar, Rabu (22/4).
Dikatakannya, angka pengangguran memang fluktuatif setiap tahun. Namun, untuk menghitung harus jelas. Menurut dia, angka pengangguran terbuka pada 2014 yang sebesar 6,50 persen, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu 7,02 persen.
Sofyan mengakui, angka pengangguran terbuka di Sumbar masih berada di atas persentase nasional. "Jumlah lulusan memang banyak per tahunnya, namun tidak semuanya terserap di dunia kerja," ujar dia.
Ia mengatakan, Disnakertrans terus berupaya untuk menurunkan angka pengangguran terbuka. Salah satunya dengan mengarahkan lulusan baru menjadi enterpreneur atau wiraswasta baru. Ini dilakukan melalui pelatihan-pelatihan dan pembekalan softskill.
"Selain melalui BLK (Badan Latihan Kerja), kita juga mencoba mensinkronkan dengan (Lembaga Pelatihan Kerja Swasta) yang ada di Sumbar. Sehingga nantinya pengangguran terbuka di Sumbar (dapat) ditekan," paparnya.
Sofyan menjelaskan, pada 2015, Disnakertrans menyediakan lebih dari Rp 4 miliar untuk pelaksanaan pelatihan bagi pencari kerja atau masyarakat yang akan memulai usaha. Menurutnya, persoalan pengangguran merupakan tanggung jawab semua pihak. Sehingga, kata dia, sangat tidak mungkin untuk mengentaskan pengangguran hanya pada satu pihak saja.
Ia menambahkan, selama ini BLK provinsi maupun daerah mampu memberikan pelatihan kepada 11 ribu pencari kerja setiap tahunnya. Tahun ini, ujar dia, sekitar 50 orang tenaga kerja asal Sumbar dikirim untuk bekerja di salah satu perusahaan di Batam.