REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah Konferensi Asia Afrika ke-60 yang digelar di Jakarta dan Bandung, negara-negara di Asia dan Afrika akan kembali berkumpul dalam Asian African Business Council (AABC).
Staf Ahli Menteri Luar Negeri bidang Ekonomi Wahid Supriyadi mengatakan, Asian African Business Council adalah hasil konkret yang dicapai dalam Asian African Business Summit pada Selasa lalu (21/4) yang merupakan salah satu rangkaian dalam KAA. Forum itu dihadiri oleh 650 pengusaha dari negara-negara di Asia dan Afrika.
Menurut Wahid, para peserta sepakat untuk menindaklanjuti pertemuan dengan menggelar Asian African Business Council yang akan diresmikan di Jakarta enam bulan mendatang. Event tersebut akan diselenggarakan oleh Kamar dagang dan industri Indonesia (Kadin).
"Kemudian tahun 2016 Mesir sudah setuju untuk menyelenggarakan Asian African Business Council yang kedua," kata dia dalam konferensi pers di media center KAA, Rabu (22/4).
Menurut Wahid, dalam pelaksanaan KAA pada 2005 lalu sebenarnya pernah tercetus kesepakatan untuk menyelenggarakan konferensi bisnis serupa bagi negara-negara di Asia Afrika. Namun, rencana itu tak pernah terlaksana karena tidak ada batasan waktu yang jelas.
"Kalau business council ini kan sudah jelas, lembaganya juga sudah jelas," ucap Wahid.
Asian African Business Council yang rencananya akan digelar tiap tahun ini bertujuan untuk meningkatkan investasi dan perdagangan langsung antara Asia dan Afrika. Forum ini, lanjut Wahid, juga bertujuan mendorong pemerintah Asia Afrika untuk memperlancar bisnis di kedua kawasan.
Data statistik menunjukkan tren perdagangan antara Asia dan Afrika terus meningkat dibanding Afrika dengan Eropa. Khusus bagi Indonesia, perdagangan dengan negara-negara di Afrika meningkat 17 persen pada tahun lalu.