Rabu 22 Apr 2015 23:37 WIB

Di KAA, Korut Serukan Penolakan Campur Tangan Asing

Delegasi dari 86 Negara peserta Konferensi Asia Afrika berfoto bersama sesaat sebelum Senior Official Meeting di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Ahad (19/4).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Delegasi dari 86 Negara peserta Konferensi Asia Afrika berfoto bersama sesaat sebelum Senior Official Meeting di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, Ahad (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Presidium Majelis Rakyat Agung Korea Utara Kim Jong Nam mengatakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika harus memprioritaskan upaya penolakan agresi dan campur tangan dari pihak luar terhadap negara-negara di Asia-Afrika.

"Hal tersebut merupakan jaminan mendasar bagi penyegaran kembali kerangka Kemitraan Strategis Baru Asia-Afrika (NAASP)," katanya dalam pidato di KTT Asia Afrika di Jakarta, Rabu (22/4).

Jong Nam mengatakan negara-negara di Asia-Afrika telah sejak lama berbagi pengalaman dan saling membantu dalam perjuangan melawan kebijakan kolonialisme, dominasi dan diskriminasi rasial.

"Itu bisa menjadi basis yang bagus untuk kedua benua dalam melakukan upaya dinamis untuk melawan praktik kesewenang-wenangan yang tinggi dan kekuatan dominasi asing lewat revitalisasi Semangat Bandung," katanya.

Jong Nam juga berpendapat bahwa upaya lanjutan yang sebaiknya dilakukan adalah berpegang teguh pada kemauan untuk mewujudkan kerja sama Selatan-Selatan sebagai pedoman kebijakan.

"Kerja sama Selatan-Selatan harus menciptakan kemitraan strategis di berbagai bidang. Sejarah mengatakan bahwa kemajuan dan kemakmuran tidak diberikan begitu saja, tetapi dicapai dan diperoleh dengan usaha," ucap dia.

Jong Nam juga mengatakan bahwa warga Asia-Afrika punya peluang yang besar untuk mengembangkan dan meningkatkan kerja sama Selatan-Selatan karena memiliki banyak persamaan, seperti sejarah dan tingkat pertumbuhan ekonomi.

"Asia-Afrika harus mampu bekerja sama secara kolektif untuk menghalau pengaruh negatif globalisasi dengan meningkatkan kerja sama penuh di bidang politik, ekonomi dan sosio kultural, demi menghalau kesulitan-kesulitan yang terjadi dewasa ini," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement