Rabu 22 Apr 2015 17:54 WIB

Terkait Perombakan, Para Menteri Dinilai Sering Miskomunikasi

Rep: C14/ Red: Indira Rezkisari
 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersilaturahmi dengan  menteri kabinet Indonesia Bersatu usai melaksanakan Shalat Ied di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (8/8).  (Republika/Agung Supriyanto)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersilaturahmi dengan menteri kabinet Indonesia Bersatu usai melaksanakan Shalat Ied di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (8/8). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu perombakan masih menjadi sorotan publik. Lantaran itu, anggota DPR RI Misbakhun menilai, presiden semestinya memerhatikan bagaimana kinerja menteri-menteri dan menteri koordinatornya.

Menurut politikus Partai Golkar kubu Bakrie ini, semua kementerian dianggap baik bila mampu berkoordinasi secara sinergis sehingga tidak membuat pernyataan yang membingungkan rakyat. Adapun yang terjadi kini, kata Misbakhun, justru rakyat melihat para menteri sering tidak sinkron satu sama lain. Bahkan, mereka yang berada dalam satu kemenko yang sama.

"Harusnya kan ini berada dalam sebuah koordinasi yang utuh. Yang namanya pemerintah itu satu," ucap Misbakhun, Rabu (22/4), di Cikini, Jakarta. Misbakhun lantas mencontohkan adanya ketidakseragaman perspektif di tubuh kementerian-kementerian yang mengurus ekonomi.

"Jangan ESDM bicara apa, Menteri BUMN-nya bicara apa, kemudian Menko-nya bicara apa," ujar dia. Misbakhun lantas mencontohkan yang lainnya. Kali ini, terkait kebijakan impor beras.

"Begitu impor ini dibicarakan, Menteri Pertanian bicara apa, Menteri Perdagangan bicara apa, Menko (Perekonomian) bicara apa. Coba cek di media, semua bicara berbeda-beda," papar dia.

"Nah ini kan masih beda. Harusnya satu bicara (perspektif yang sama)," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement