Rabu 22 Apr 2015 16:41 WIB

Pidato Soekarno yang Membius Peserta KAA 1955

Rep: C23/ Red: Ilham
Mantan presiden Soekarno
Foto: Life
Mantan presiden Soekarno

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bandung, April tahun 1955 lalu, Indonesia mencatat sejarah teramat penting. Sekitar 29 pemimpin negara Asia dan Afrika berkumpul di sana mulai tanggal 18 - 24 April 1955 dalam sebuah perhelatan Konferensi Asia Afrika (KAA). Pertemuan selama kurang lebih 7 hari itu menghasilkan sebuah kesepakatan penting; 'Ten Principles of Bandung' atau yang lebih dikenal dengan Dasa Sila Bandung.

Dalam pidato pembukaan konferensi tersebut, Presiden Ir Soekarno mampu membius dan menyulut semangat peserta yang hadir dalam konferensi tersebut. Dengan lantang Soekarno mengingatkan bangsa Asia dan Afrika tentang bahaya kolonialisme. Menurutnya, sebagai bangsa yang besar dan menguasai setengah populasi penduduk dunia, negara-negara Asia-Afrika harus bangkit dan melawan segala bentuk penjajahan.

"Kita sering mengatakan 'kolonialisme sudah mati'. Janganlah kita tertipu atau bahkan ditenangkan oleh itu. Bagaimana kita bisa mengatakan itu sudah mati ketika wilayah yang luas di Asia dan Afrika belum terbebas," kata Soekarno dalam pidatonya di KAA 1955.

Soekarno melanjutkan, kolonialisme memiliki gaun modern dalam bentuk kontrol ekonomi, kontrol intelektual, dan kontrol fisik. "Ini adalah musuh terampil dan muncul dalam banyak samaran. Kolonialisme tidak pernah berhenti dimana, kapan, dan bagaimanapun tampaknya. Kolonialisme adalah hal yang jahat, dan salah satu yang harus diberantas dari bumi," tegas sang proklamator.

Masih dengan suara yang lantang berkarisma, Soekarno menegaskan, bangsa Asia-Afrika tidak patut untuk takut pada kolonialisme. Ketakutan adalah bahaya yang lebih besar dibandingkan bahaya itu sendiri.

"Semua dari kita, saya yakin, dipersatukan oleh hal-hal yang lebih penting daripada hal dangkal yang memecah belah kita. Kami bersatu, misalnya, oleh kebencian umum kolonialisme dalam bentuk apapun. Kami disatukan oleh kebencian umum rasialisme. Dan kita bersatu dengan tekad yang sama untuk melestarikan dan menstabilkan perdamaian di dunia," tegasnya.

Saat ini, KAA kembali diselenggarakan di Bandung. KAA kali ini dipimpin oleh Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement