Rabu 22 Apr 2015 10:13 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Jokowi: Asia Afrika Hadapi Tantangan Baru

Presiden Jokowi di acara Indonesia-China Economic Cooperation Forum di Beijing, Jumat (27/3).
Foto: APPhoto/Feng Li
Presiden Jokowi di acara Indonesia-China Economic Cooperation Forum di Beijing, Jumat (27/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan negara-negara Asia Afrika saat ini menghadapi tantangan baru yang berbeda dengan yang dihadapi 60 tahun lalu. Meski demikian dengan kerja sama yang erat semua tantangan dapat dihadapi bersama.

"Pada 60 tahun lalu Bapak bangsa kami Presiden Soekarno mencetuskan pertemuan untuk memperjuangkan kemerdekaan, kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat kita. Itu gelora 1955 itulah esensi dari semangat Bandung. 60 tahun kemudian kita bertemu kembali di negeri ini Indonesia dalam suasana (tantangan) yang berbeda," kata Presiden saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Jakarta, Rabu pagi (22/4).

Jokowi mengatakan perjuangan bangsa-bangsa di Asia Afrika belum selesai karena masih banyak masalah yang dihadapi antara lain masalah kesejahteraan, ekonomi dan juga stabilitas kawasan dan masing-masing negara.

"Dunia sekarang ini masih penuh dengan ketidakadilan, tantangan baru (mewujudkan kerja sama internasional) berdasarkan keadilan, kesetaraan," kata Jokowi.

Usai menyampaikan pidato, Jokowi kemudian meresmikan pembukaan KTT Asia Afrika dengan memukul gong didampingi oleh Presiden Myanmar Thein Sein dan Menteri Luar Negeri Retno L P Marsudi.

Jokowi menyambut kedatangan para kepala negara yang menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika di Jakarta Convention Hall. Para kepala negara yang datang secara bergelombang sejak pukul 08.30 WIB disambut oleh Presidenyang menunggu di lokasi kedatangan untuk kemudian menuju ruang sidang bersama-sama.

Tampak hadir dan disambut oleh Presiden antara lain Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah, Presiden Republik Rakyat Cina Xi Jinping, Perdana Menteri Palestina Rami Al Hamdallah, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, Raja Jordania Abdullah II, Presiden Iran Hassan Rouhani dan PM Thailand Jenderal Prayut Chan-ocha.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement