Selasa 21 Apr 2015 21:58 WIB

Pengusaha Indonesia Harus Gencar Masuk Afrika

Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto didampingi Ketua Pelaksana Asian-African Business Summit Noke Kiroyan dan Ketua Komite Tetap Peningkatan Produk Dalam Negeri Kadin Handito Joewono di Jakarta, Senin (19/4).(Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto didampingi Ketua Pelaksana Asian-African Business Summit Noke Kiroyan dan Ketua Komite Tetap Peningkatan Produk Dalam Negeri Kadin Handito Joewono di Jakarta, Senin (19/4).(Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadin Indonesia meyakini nilai perdagangan Indonesia dengan negara-negara Afrika bisa menembus 20 miliar dolar AS per tahun dalam dengan catatan dunia usaha gencar membuka pasar baru di kawasan itu.

"Dalam tiga tahun ke depan nilai perdagangan Indonesia ke Afrika bisa melonjak hingga 80 persen, dari saat ini hanya sekitar 10,7 miliar dolar AS, dengan catatan pengusaha Indonesia harus gencar membuka pasar barui di Afrika," kata Ketua Pelaksana Asian Africa Business Summit (AABS) 2015, Noke Kiroyan, di sela-sela penyelenggaraan peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015, di Jakarta Convention Center, Selasa.

Menurut Noke yang juga Ketua Kadin Bidang Koordinator Asosiasi ini, nilai perdagangan Indonesia dengan Afrika tersebut lebih kecil dibanding dengan perdagangan Cina-Afrika yang mencapai 200 miliar dolar AS dan India-Afrika 70 miliar dolar AS.

Untuk itu ujar Noke, perdagangan investasi perlu diakselerasi agar menjadi pasar yang menjanjikan jika digarap secara optimal.

Ia menjelaskan, saat ini di kawasan Benua Hitam tersebut baru sedikit negara yang cukup potensial untuk dijadikan lahan investasi oleh pengusaha, yaitu Afrika Selatan, Nigeria.

Pendapatan per kapita Afrika Selatan tertinggi yang mencapai 6.500 dolar dolar per tahun per penduduk, sedangkan Nigeria dengan jumlah penduduk terbesar mencapai 3.500 dolar AS per tahun. Untuk itu, ujar Noke, perlu mendorong bagaimana volume perdagangan Indonesia ke Afrika lebih meningkat.

"Kadin bisa masuk ke sektor-sektor industri strategis, manufaktur, perkebunan dan infrastruktur," ujar Noke.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement