Selasa 21 Apr 2015 21:44 WIB

Menteri Perempuan Jangan Hanya Sekadar Simbol

Rep: C09/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pejabat baru Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksdya Ade Supandi (kiri) membalas hormat dari Menteri kelautan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) seusai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/12).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Pejabat baru Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksdya Ade Supandi (kiri) membalas hormat dari Menteri kelautan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) seusai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Hari Kartini yang jatuh pada 21 April mengingatkan masyarakat pada peran perempuan dalam pemerintahan. Namun, banyaknya Menteri perempuan di dalam kabinet pemerintahan saat ini dinilai jangan hanya dijadikan simbol yang tidak bisa membuat kebijakan apa-apa.

“Buat kebijakan yang bisa menunjukkan bahwa perempuan Indonesia itu powerful,” ujar Anggota Komisi VIII DPR RI, Endang Maria Astuti, saat dihubungi ROL, Selasa (21/4).

Menurutnya, sudah saatnya perempuan turut andil dalam memikirkan bangsa. Meski banyak laki-laki di pemerintahan yang peduli pada perempuan, namun hanya perempuan yang tahu secara detail persoalan perempuan agar dapat menjadi patokan dalam mengambil kebijakan.

“Peran perempuan sebagai penyeimbang kebijakan, bukan hanya mengenai kesetaraan gender,” kata dia.

DPR sangat berharap pemerintah untuk saat ini dan ke depannya, bisa mengambil sikap dan berbenah. Banyak kebijakan yang bisa dijadikan regulasi untuk kepentingan negara melalui pemberdayaan perempuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement