Selasa 21 Apr 2015 19:37 WIB

Lima Balita di Kabupaten Serang Diduga Terkena DBD

Rep: C81/ Red: Djibril Muhammad
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
Foto: dinsos.jakarta.go.id
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG – Lima balita warga Kabupaten Serang, diduga terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Kelima balita yang saat ini tengah dirawat di Puskesmas dan rumah sakit, merupakan warga Kampung Gabus Sukamaju, Desa Gabus, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang.

Kelima balita tersebut, yakni Heru (4,5 tahun) buah hati Suhendra dan Nurhayati saat ini tengah dirawat di Puskesmas Cikande, Kabupaten Serang. Sigit (5 tahun) buah hati Armat dan Seli, tengah dirawat di Rumah Sakit Aji Darmo Kabupaten Lebak.

Kemudian Repal (4 tahun) buah hati Suba’i dan Enjuh tengah dirawat di Rumah Sakit Aji Darmo Kabupaten Lebak. Jahro (4,5 tahun) buah hati Mardiansyah dan Suheni tengah dirawat di Rumah Sakit Hernia Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang. Dan terakhir, bernama Dipa (4 tahun) anak daru Alia dan Keni saat ini dirawat di Rumah Sakit Hernia Ciruas.

Suhendra, orang tua Heru (4,5 tahun) mengaku, jika pihaknya baru membawa buah hatinya ke Puskesmas kemarin, Senin (20/4). Kata Suhendra, setelah diperiksa petugas puskesmas mengatakan bahwa Heru terjangkit DBD.

"Kalau panasnya sih dari hari Minggu (19/4), tapi baru saya bawa ke Puskesmas. Pengennya ke rumah sakit, tapi tidak berani karena butuh biaya besar. Maklum saya cuma kerja serabutan," keluh Suhendra.

Sementara, Penjabat sementara (Pjs) Kepala Desa (Kades) Gabus, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang, Nana Supriatna, mengatakan, kasus DBD yang menimpa lima balita tersebut sudah dilaporkan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang.

"Selain itu, kami juga sudah melakukan penyemprotan di kampung tersebut tadi siang. Upaya itu guna mengantisipasi agar tidak menyebar ke balita yang lain," kata Nana, Selasa (21/4).

Nana berharap, ke depan jangan sampai ada lagi korban yang terjangkit DBD. Disamping itu, pihaknya menyayangkan kepad apihak Puskesmas setempat yang dinilai tidak peka terhadap DBD.

"Seharusnya Puskesmas setempat itu bisa melengkapi alat Lab agar warga tidak jauh jika ingin melakukan pengobatan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement