REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) terus mengupayakan agar seluruh arsip peninggalkan Konferensi Asia Afrika (KAA) pertama yang diadakan di Bandung 1955 diakui UNESCO sebagai warisan dunia atau "Memory of The World" (MoW).
"Sebenarnya semua syarat sudah terpenuhi, namun yang kurang tinggal pengesahan oleh UNESCO saja. Oleh karena itu kita meminta bantuan Kementerian Luar Negeri agar prosesnya bisa dipercepat," kata Staf Pameran dan Penerbitan Arsip ANRI Suryagung di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (21/4).
Kehadiran ANRI di JCC adalah sebagai bagian dari acara tambahan (side event) Peringatan ke-60 tahun KAA yang menampilkan pameran Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular yang diresmikan oleh Menlu RI Retno Marsudi pada Ahad (19/4).
Menurut Suryagung, ANRI sudah mengajukan arsip KAA untuk disahkan UNESCO sebagai warisan dunia sejak 2014. "Dalam mengusahakan hal ini kami mendapat dukungan dari Kemenlu dan negara-negara lain yang ikut dalam KAA pertama seperti India dan Pakistan," ujar Suryagung.
Arsip-arsip KAA 1955 yang diajukan ANRI adalah berupa foto-foto, dokumen serta video. "Ada ratusan foto, beberapa video yang sudah dirangkai dalam satu film berdurasi 12 menit dan dokumen-dokumen semua kegiatan di KAA saat itu, mulai pembukaan hingga menghasilkan Dasa Sila Bandung," ujarnya.
Hingga saat ini, tidak ada satupun arsip KAA tersebut yang hilang atau rusak. Semua masih lengkap.
Suryagung melanjutkan ada beberapa peninggalan sejarah Indonesia yang sudah dijadikan warisan dunia oleh UNESCO, seperti La Galigo, serta Babad Diponegoro dan Negarakertagama, yang diusulkan ke UNESCO oleh Perpustakaan Nasional.
"Sementara sebelum arsip KAA, ANRI pernah bekerja sama dengan Belanda untuk mengusulkan naskah VOC sebagai MoW," ujarnya.
Adapun kehadiran ANRI dalam Peringatan ke-60 tahun KAA di JCC, menurut Suryagung, juga dimanfaatkan sebagai sarana untuk mendapatkan dukungan masyarakat dan para tamu negara untuk mendukung arsip KAA menjadi warisan dunia.
"Kami mengajukan diri untuk ikut dalam acara internasional ini. Peringatan ke-60 KAA menjadi momen yang pas untuk menarik dukungan dari masyarakat dan tamu-tamu negara agar arsip KAA 2015 bisa diakui UNESCO sebagai warisan dunia," katanya.