Selasa 21 Apr 2015 15:22 WIB

PKS: Hari Kartini Harusnya Menguatkan Pemberdayaan Perempuan

Sejumlah Polisi Wanita (Polwan) memakai Kebaya membagikan Brosur sosialisasi Undang-undang Lalu lintas kepada pengendara bermotor dalam memperingati Hari Kartini di kawasan MH. Thamrin, Jakarta, Kamis (21/4).
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Sejumlah Polisi Wanita (Polwan) memakai Kebaya membagikan Brosur sosialisasi Undang-undang Lalu lintas kepada pengendara bermotor dalam memperingati Hari Kartini di kawasan MH. Thamrin, Jakarta, Kamis (21/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ledia Hanifa Amalia mengatakan peringatan Hari Kartini seharusnya memberi jejak lebih terang pada proses pemberdayaan perempuan di Indonesia.

"Sejak 1964 kita memperingati Hari Kartini, semestinya semakin menguatkan proses pemberdayaan perempuan Indonesia secara utuh. Yakni memunculkan perempuan-perempuan Indonesia yang sehat, cerdas, bertakwa, berbudi luhur dan aktif memberikan peran terbaik mereka bagi kemajuan bangsa," ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Selasa (21/4).

Ledia menjelaskan, perjuangan Kartini perlu dilihat dalam konteks zamannya. Kartini hidup di masa yang begitu sulit bagi perempuan untuk berkarya . Pemikiran-pemikiran Kartini yang kemudian tertulis dalam surat-suratnya menggambarkan sebuah mimpi sekaligus idenya bagi perjuangan peningkatan kualitas hidup kaum perempuan.

"Dalam kondisi budaya yang masih kuat mengungkung perempuan, Kartini telah memvisualisasikan mimpi dan idenya yang besar bagi peningkatan hidup perempuan, dan tidak hanya itu, beliau juga membuka sekolah bagi kaum perempuan. Sebuah aksi nyata yang sangat tidak mudah diwujudkan bila kita melihatnya dalam kacamata situasi kurun itu," jelasnya.

Oleh karena itu, maka Ledia mengimbau agar pada setiap kali peringatan Hari Kartini dilangsungkan, semangat pemberdayaan perempuan dan peningkatan kualitas hidup perempuan selayaknya menjadi tema utama.

Ia menambahkan setiap peringatan Hari Kartini sangat mungkin bila dikaitkan dengan aksi atau program penurunan angka kematian ibu, peningkatan gizi keluarga,? pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, pengelolaan keuangan rumah tangga, pendampingan usaha kecil kaum perempuan dan lain-lain

"Kita perlu memaknai perjuangan Kartini secara lebih konkrit dan aplikatif untuk kemajuan bangsa, jangan terpaku pada imbauan mengenakan pakaian daerah sehingga terkesan peringatan Hari Kartini akhirnya berujung ada sanggul dan kebaya," tegasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement