Selasa 21 Apr 2015 15:38 WIB

Gianyar Perluas Lahan Pertanian Organik

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Buruh tani menanam padi organik varietas sintanur di Kampung Lakob, Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Foto: Antara?Agus Bebeng
Buruh tani menanam padi organik varietas sintanur di Kampung Lakob, Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR -- Kabupaten Gianyar sebagai salah satu lumbung padi Bali terus mengembangkan areal pertanian organiknya. Sekretaris Daerah Gianyar, Ida Bagus Gaga Adi Saputra mengatakan pertanian organik perlu didorong supaya wilayah tersebut tetap mengalami surplus padi.

"Gianyar selalu surplus padi hingga 40 ribu ton. Harapannya, angka ini terus meningkat jika pertanian organik terus dikembangkan," kata Adi Saputra dijumpai Republika, Selasa (21/4).

Saat ini, katanya tercatat 14.575 hektare (ha) lahan sawah di Gianyar dan sekitar 30 persennya sudah menerapkan sistem pertanian organik. Sistem ini terbukti meningkatkan hasil panen dari tiga ton menjadi enam ton per ha. Harapannya, angka tersebut bisa meningkat menjadi 13 ton per ha. "Pertanian organik ini meningkatkan produksi tanpa merusak lingkungan," ujarnya.

Gianyar merupakan kabupaten penghasil beras terbesar kedua di Bali setelah Tabanan. Luas wilayah Gianyar mencapai 36.800 ha atau sekitar 6,53 persen dari luas Bali secara keseluruhan. Produksi beras kabupaten ini mencapai 184.592 ton atau 20,95 persen dari seluruh produksi beras di Bali.

Pada April 2015, kata Dewi, luas panen padi di Gianyar bisa mencapai 3.428 ha dengan produksi 20.992 ton gabah kering giling (GKG) atau memiliki tingkat produktivitas 6,1 ton per ha. Pengembangan klaster ketahanan pangan ini sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi dan mendukung program swasembada pangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement