REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono menekankan agar sumber daya alam (SDA) yang bertebaran untuk bahan pembangunan harus dialokasikan dan diprioritaskan untuk pembangunan dalam negeri sebelum ekspor. Misalnya aspal dari Buton, seharusnya penggunaannya diprioritaskan untuk pembangunan dalam negeri, tidak asal ekspor.
"Memang ada proses pengolahan lanjutan, itulah yang harus dimanfaatkan untuk pembangunan dalam negeri," kata dia dalam sambutannya di acara Konsultasi Regional Kementerian PU-Pera pada Selasa (21/4).
Selain aspal, lanjut Basuki, Indonesia meiliki kekayaan berupa gas alam. Namun distribusinya masih banyak untuk ekspor, padahal pasokan untuk pembangkit listrik maupun industri di dalam negeri masih kurang.
Di hadapan ratusan pejabat dan pegawai Kementerian PU-Pera, ia juga menyampaikan tiga hal yang jadi titik fokus kementerin yang harus kompak diperhatikan. Ketiga hal tersebut yakni mempertanggungjawabkan pencapaian kinerja 2014, menjalankan program kerja 2015 dan melakukan perencanaan 2016.
"Berdasarkan audit BPK, di kementerian ini masih ada temuan material, maka kita jadikan temuan ini sebagai acuan agar program kerja tahun ini dan tahun depan lebih prudent, lebih hati-hati," tegasnya.
Kinerja pun harus dibarengi semangat dengan tidak melakukan hal-hal biasa, tapi kerjakanlah hal-hal di luar kebiasaan agar terlahir ide dan inovasi. Jika alasannya adalah keterbatasan anggarampn, saat ini alasan tersebut tak berlaku lagi. Sebab, Kementerian PU-Pera saat ini sudah menjadi salah satu instansi yang mendapatkan anggaran besar yakni Rp 116,8 triliun. Meski tetap, prinsip efisiensi dan efektivitas mesti dikedepankan.