Selasa 21 Apr 2015 12:18 WIB

Menjelang Akhir Hayat, Kartini Menerima Cahaya Islam

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
Kartini
Foto: gojepara.com
Kartini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan Islam, Tiar Anwar Bachtiar mengatakan, penokohan Kartini sebagai pahlawan tidak terlepas dari peran Belanda. Padahal Belanda tentu memiliki kepentingan di sana. Di hari Kartini ini, alangkah baiknya jika kita sedikit mendalami bagaimana pikiran-pikiran sang pahlawan wanita.

Tiar menjelaskan, surat-surat Kartini yang diterbitkan dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang adalah surat-surat yang sudah diseleksi oleh Belanda yang berkuasa pada saat itu. Bahkan, bukan semua surat dari Kartini.

"Akibatnya surat-surat tersebut seolah menggambarkan Kartini sebagai pendukung kaum feminis," katanya, Selasa, (21/4).

Jadi, ujar Tiar, surat-surat Kartini yang diterbitkan itu hanyalah surat-surat yang isinya menguntungkan kelompok feminis yang didukung pemikiran Belanda. Namun, belakangan ini banyak dilakukan riset ulang terhadap surat-surat Kartini.

Ternyata ditemukan fakta kalau Kartini pernah belajar mengaji kepada Kiai Sholeh Darat di Semarang. Sejak saat itu, pandangan Kartini terhadap Islam mengalami perubahan.

"Menjelang akhir hayatnya, Kartini menyerukan kepada kaum wanita agar mengikuti ajaran Islam kembali," kata Tiar.

Rupanya Kiai Sholeh Darat membawa Kartini menuju perjalanan spiritual. Kiai Sholeh Darat mampu merubah pandangan Kartini terhadap Islam.

Selama hidupnya, Kartini hanya diajarkan membaca Alquran tanpa tahu maknanya. Sebab, kala itu Belanda melarang Alquran diterjemahkan. Namun, ketika bertemu Kiai Sholeh Darat, Kartini diajari tafsir Alquran dan itu membawa perjalanan spiritual Kartini kepada tingkat yang lebih tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement