REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hubungan internasional Timur Tengah dari Universitas Gadjah Mada Siti Mutiah Setiawati mengatakan, Peringatan ke-60 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) dapat dijadikan momentum oleh Indonesia dan anggota lainnya untuk mendorong Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengatasi konflik Palestina.
"Kita harus mendorong organisasi yang lebih responsipator, lebih bertanggung jawab, sebenarnya yang lebih responsible, yang lebih bertanggung jawab itu adalah Liga Arab dan OKI," katanya saat dihubungi, Senin (20/3).
Menurut Siti Mutiah, Konferensi Asia-Afrika tidak dapat dituntut untuk mengatasi konflik itu karena masih berupa perkumpulan moral dan bukannya organisasi. "Konferensi Asia-Afrika maupun Gerakan Non Blok tidak bisa dituntut untuk menyelesaikan konflik Palestina seperti halnya sebuah organisasi," ujarnya.
Dalam praktiknya, lanjutnya, tidak mudah bagi KAA untuk mengatasi langsung konflik Palestina karena peranan itu seharusnya diambil oleh Liga Arab dan OKI yang merupakan suatu organisasi. "Sesuai dengan jenis kerja samanya kan begitu jangan kita berharap yang terlalu tinggi untuk kerja sama moral seperti Gerakan Non Blok dan KAA," tuturnya.
Menurut Siti Mutiah, Liga Arab dan OKI yang lebih memiliki wewenang untuk bertindak langsung mengatasi konflik Palestina karena Palestina berada di wilayah Arab dan merupakan anggota Liga Arab. Semestinya, kata dia, Liga Arab lebih mempunyai tanggung jawab untuk segera menyelesaikan masalah Palestina dibanding misalnya Gerakan Non Blok ataupun Konferensi Asia-Afrika.