REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hubungan internasional Timur Tengah dari Universitas Gadjah Mada, Siti Mutiah Setiawati mengharapkan Indonesia tetap menyerukan kemerdekaan Palestina di Konferensi Asia-Afrika (KAA) dan forum internasional lainnya.
"Yang paling penting adalah tetap membuat masalah Palestina itu eksis. Jangan sampai karena opini internasional itu bisa berubah bahwa orang Palestina di Israel itu mengganggu keamanan Israel, itu opini internasional," katanya saat dihubungi, Senin (20/4).
Indonesia tetap dapat mengemukakan bahwa Palestina berjuang untuk memperoleh wilayahnya dan merdeka. "Indonesia selalu mengatakan Palestina ini bangsa yang tidak mempunyai wilayah, yang wilayahnya diambil oleh Israel, itu yang kita tetap mengemukakan isu itu sehingga isu itu jangan berubah," ujar Siti Mutiah.
Ia mengkhawatirkan isu yang muncul di masyarakat internasional menjadikan orang Palestina dianggap mengganggu keamanan Israel. Sebelumnya, Siti mengatakan KAA diharapkan dapat melahirkan formulasi baru dalam menengahi konflik Palestina selain dukungan moral.
"Untuk peran Konferensi Asia-Afrika saat, itu yang kita perlu adalah formulasi baru, tidak sekadar dukungan moral," katanya.
Sebagai contoh formulasi baru yang dimaksudkan adalah dengan Indonesia dan negara-negara yang tergabung dalam KAA untuk bersama-sama mendorong Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk memberi sanksi pada Israel.
"Jadi, seharusnya kita lebih menekan Perserikatan Bangsa-bangsa misalnya, untuk betul-betul memberi sanksi kepada Israel untuk mengembalikan tanah wilayah yang diambil Israel pada 1967 seperti Dataran Tinggi Goland dan Jalur Gaza," tuturnya.