Senin 20 Apr 2015 11:30 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

'Negara Asia-Afrika Sebaiknya Reformasi DK PBB'

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah mengatakan negara-negara di kawasan Asia-Afrika sebaiknya mereformasi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) agar tidak lagi dikendalikan lima negara pemenang Perang Dunia II.

"Yakni Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris, dan Prancis, yang tidak lagi merepresentasikan kemajuan pembangunan di tingkat nasional, dan idealisme perdamaian di tingkat global," ujar Reza saat dihubungi di Jakarta, Senin (20/4).

Dia beprendapat perlu mengubah struktur DK PBB, dengan menambah keanggotaan yang mewakili kawasan Asia, Afrika, Australia, Amerika Latin, termasuk kawasan Eropa sendiri.

"Adapun kriteria yang perlu diajukan adalah berdasarkan jumlah penduduk (Indonesia, India, Nigeria, Brasil), berdasarkan luas wilayah (Indonesia, India, Australia), berdasarkan keunggulan peradaban (Indonesia, India, Jepang) dan berdasarkan keberhasilan pembangunan nasional (Jepang, Jerman)," kata dia.

Kemudian, berdasarkan keberhasilan membantu pembangunan negara berkembang (Jepang, Jerman, Australia) serta berdasarkan kemampuan mensinergikan prinsip-prinsip modernisasi dengan kemuliaan nilai-nilai asli negara tersebut (Indonesia, India, Jepang).

Selain itu, ia mengatakan Indonesia sebagai salah satu negara sponsor Konferensi Asia Afrika, diharapkan mampu melakukan pemutakhiran Asia Afrika dengan mengundang keterlibatan seluruh pemerintah dan masyarakat di Asia Afrika.

"Sehingga menjadi kawasan yang damai dari konflik berbasis suku, agama atau ras, kawasan yang demokratis dengan mengutamakan nilai- nilai demokrasi lokal, kawasan yang bebas senjata pemusnah massal dan senjata nuklir,  kawasan yang bebas aksi terorisme, narkotika dan psikotropika," ujar dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement