REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi membuka pertemuan menteri-menteri Asia Afrika (AAMM) yang diadakan di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC).
Dalam sambutannya Retno menekankan beberapa hal, di antaranya tentang pentingnya demokrasi, kesetaraan serta penegakan HAM di Asia-Afrika dan seluruh dunia.
"Kita ingin melihat demokrasi yang stabil di Asia dan Afrika, kesetaraan dan penghormatan terhadap HAM, bukan hanya di Asia-Afrika, tetapi juga di seluruh dunia," kata Retno dalam sambutannya di JCC, Jakarta, Senin (20/4).
Selain itu, Retno juga menambahkan pentingnya kerja sama antarnegara di Asia-Afrika demi mencapai kesejahteraan bersama.
"Pertumbuhan bersama antarnegara di Asia-Afrika adalah sebuah keharusan. Indonesia siap berperan dan bergabung di dalamnya," ujar Retno.
Pertemuan "Asian-African Ministerial Meeting" (AAMM), yang dijadwalkan berlangsung dari pukul 09.20-18.00 WIB, merupakan tindak lanjut dari pertemuan para pejabat tinggi ("Senior Official Meeting"/SOM) yang telah diadakan Ahad (19/4).
SOM tersebut ditutup pada pukul 22.30 WIB di mana semua delegasi setuju atas ketiga rancangan dokumen hasil KAA, yaitu "Bandung Messages", Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) dan Deklarasi Palestina.
Konferensi Asia Afrika ke-60 digelar pada 19-23 April 2015 di Jakarta dan 24 April di Bandung. Pada 21-22 April diselenggarakan Pertemuan Puncak Bisnis Kawasan Asia-Afrika (Asian-African Business Summit).
Selanjutnya, pada 22 April digelar pelaksanaan KTT hari pertama. Pada 23 April pelaksanaan KTT hari kedua, dan direncanakan akan ada jamuan makan malam oleh Presiden Joko Widodo untuk para kepala negara. Pada 24 April, hari terakhir rangkaian pelaksanaan KAA, akan dilakukan napak tilas (historical walk) KAA oleh para kepala negara dan kepala pemerintahan di Bandung.