REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bio Farma membangun "Leuit" khas budaya masyarakat Baduy di kawasan kompleks perusahaan produsen vaksin nasional itu di Jalan Terusan Pasteur Kota Bandung. "Bagi Bio Farma, Leuit ini bertujuan mengimplementasikan kearifan lokal dan juga sebagai simbol meski go global, namun menaruh perhatian terhadap keberagaman budaya (Cultural Diversity) lokal," kata Direktur Utama PT Bio Farma Iskandar, Ahad (19/4).
Leuit memiliki filosofi yang tinggi bagi Suku Baduy, tempat menyimpan padi yang dapat disimpan hingga 100 tahun untuk keberlanjutan warganya.Suku Baduy merupakan salah satu sub-suku dari suku Sunda. komunitas masyarakat ini bermukim di daerah lembah dan bukit di pegunungan Kendeng, Lebak-Rangkasbitung, Provinsi Banten. Suku Baduy menggunakan Leuit atau gudang untuk menyimpan padi kering setelah dijemur yang digunakan hanya untuk keperluan besar seperti hajatan serta membantu tetangga yang kesusahan.
"Kami mengarus utamakan (mainstreaming) aspek sosial, lingkungan dan budaya kedalam aspek operasional kami,kemudian penerapan aspek budaya dan lingkungan dijalankan dengan serius, rencanakedepan kami juga akan menerapkan gaya arsitektur Baduy sebagai jati diri sunda,pada bangunan baru perusahaan," kata Iskandar.
Leuit berfungsi sebagai tempat penyimpanan gabah yang memiliki kemampuan tahan cuaca, tahan hama penyakit, dan memiliki sistem tata udara yang baik, sehingga gabah kering dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. "Diharapkan dengan dibangunnya Leuit di lingkungan Bio Farma, dapat meningkatkan kecintaan terhadap keberagaman budaya lokal serta lebih memahami filosofi keberlanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup bagi generasi mendatang," kata Iskandar.