REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Mesir tidak hanya menjadi anggota Konferensi Asia Afrika (KAA) tapi juga sebagai ujung tombak dalam hubungan selatan selatan, kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara di Jakarta, Ahad (19/4).
"Mesir adalah salah satu negara pendiri Konferensi Asia Afrika bersama Indonesia dan beberapa negara di kawasan tersebut," kata menteri kepada wartawan kantor berita Mesir, Mena dan kantor berita Indonesia, Antara.
Menteri menyatakan hal tersebut saat meninjau persiapan media center di Senayan, Jakarta, dalam rangka peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika yang diliput media dari seluruh dunia.
Sebelumnya Duta Besar Mesir untuk Indonesia, Bahaa El Deen Bahgat Ibrahim Dessouki mengatakan kerja sama selatan selatan merupakan suatu alat yang sangat penting bagi negara-negara Asia Afrika.
Menurut Dessouki situasi politik di negara-negara Asia Afrika saat ini jauh berbeda dengan masa 1950-an. Namun satu hal yg belum berubah adalah masih tergantungnya negara-negara di kawasan ini pada negara-negara barat (Amerika Serikat dan Eropa) dalam hal memperoleh dukungan pembangunan, bahkan politik.
Oleh sebab itu Mesir mendukung pemilihan "Penguatan Kerjasama Selatan Selatan Untuk Mempromosikan Perdamaian Dunia dan Kesejahteraan", katanya.
Peringatan ke 60 tahun KAA diadakan di Jakarta dan Bandung pada 19-24 April 2015 dan dihadiri 32 kepala negara/ pemerintahan dan 86 utusan negara.
Salah satu agenda peringatan ke 60 tahun KAA adalah napak tilas para pendiri KAA 1955 dari Hotel Savoy Homan ke Gedung Merdeka tempat berlangsungnya konferensi pada pertama kali di Bandung, Jawa Barat, kata menteri.