Ahad 19 Apr 2015 21:38 WIB

Sumsel Incar Wisatawan Cina dengan Wisata Sejarah

Rep: Maspril Aries/ Red: Israr Itah
 Rumah Kapitan Tjoa Ham Him yang merupakan bangun terbesar di Kampung Kapitan, Palembang, Sumsel. (Republika/Maspril Aries).
Foto: Republika/Maspril Aries
Rumah Kapitan Tjoa Ham Him yang merupakan bangun terbesar di Kampung Kapitan, Palembang, Sumsel. (Republika/Maspril Aries).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG--Pariwisata Sumatera Selatan (Sumsel) pada 2015 mulai berbenah diri. Selain membenahi obyek wisata yang ada, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat juga mulai mengincar pasar wisata di luar Indonesia.

“Tahun ini Sumatera Selatan mengincar wisatawan mancanegara dari negara Cina. Apa lagi negara ini termasuk negara yang memperoleh fasilitas bebas visa berkunjung ke Indonesia,” kata Irene Camelyn pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Ahad (19/4).

Alasan lain mengincar kunjungan dari wisatawan negara Tirai Bambu tersebut menurut Irene antara lain dari sisi historis atau sejarah dan budaya. Cina memiliki kedekatan dengan Sumatera Selatan sejak masa lalu pada era Kerajaan Sriwijaya.

“Wisata yang akan kita promosikan kepada wisawatan Cina diantaranya wisata sejarah dan reiligi khususnya yang ada di Kota Palembang. Promosi dilakukan bekerjasama dengan biro perjalanan dan Kedutaan Besar Cina. Juga melalui laman internet,” kata mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Sumsel.

Irene menagkui bahwa Cina merupakan pasarpariwisata yang besar di Asia. Hampir seluruh negara di Asia membidik wisatawan asal Cina. Dari data yang ada, setiap tahun ada sekitar 100 juta orang penduduknya yang berpergian keluar negeri untuk berwisata.

Selain Cina, Disbudpar Sumsel juga mengincar kunjungan wisatawan dari negara tetangga, Singapura dan Malaysia. Kedua negara ini juga memiliki hubungan histori dengan Sumsel pada masa Kerajaan Sriwijaya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement