Ahad 19 Apr 2015 16:51 WIB

Beralih ke Pertalite, Jangan Sampai Terjadi Kelangkaan

Rep: C84/ Red: Indira Rezkisari
 Petugas mengisi bahan bakar minyak premium di SPBU di Jakarta, Ahad(1/3).
Foto: Prayogi/Republika
Petugas mengisi bahan bakar minyak premium di SPBU di Jakarta, Ahad(1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pemerintah yang akan menghapuskan bensin jenis Research Octane Number (Ron) 88 atau premium mulai Mei mendatang disambut baik pengamat energi Fabby Tumiwa.

Fabby menilai sah-sah saja Ron 88 dicabut, lantaran buruknya kualitas bahan bakar dibandingkan dengan Pertamax/Ron 92. Selain itu, ia menilai biaya penyediaan Ron 88 juga tergolong mahal.

"Kita perlu mendapatkan pilihan bahan bakar yang lebih baik, dengan harga jual Pertalite Ron 90 yang lebih murah daripada Pertamax, konsumen punya pilihan lain," ujarnya, akhir pekan ini.

Meski begitu, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) ini juga mengharapkan proses migrasi Ron 88 ke Ron 90 haruslah dikelola secara baik dan jangan sampai menimbulkan kelangkaan pada implementasinya di lapangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement