REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski telah 60 tahun berlalu dari peristiwa bersejarah Konferensi Asia Afrika (KAA) pertama di Bandung, Indonesia. Rupanya semangat KAA saat ini masih tetap relevan kendati dengan perbedaan situasi dan tantangan yang ada.
Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Yuri Thamrin dalam pembukaan Pertemuan Tingkat Pejabat Tinggi (Senior Official Meeting/SOM) KAA yang berlangsung di Jakarta Convention Center, Ahad (19/4).
Dua wilayah tersebut, kata dia merupakan kawasan paling dinamis. Sebab, 75 persen dari total penduduk dunia berada di kawasan tersebut. "Tingkat pertumbuhan domestiknya (GDP) mencapai 30 persen dari GDP dunia," kata dia.
Saat ini, ia menuturkan tantangan baru banyak bermunculan di tingkat regional maupun global. Seperti terorisme, perubahan iklim, rasisme, xenophobia dan intoleransi.
Dengan begitu, ia berharap negara di kawasan Asia-Afrika dapat memperkuat solidaritas dan visi mengenai peningkatan kerjasama di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. "Negara-negara Asia-Afrika seharusnya mengambil berbagai prakarsa baru, segar dan praktis," tegasnya.
Adanya KAA ini setidaknya memberikan kontribusi penting secara global untuk mempertahankan perdamaian dan keamanan dunia, menghapusa kemisikinan dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan. "Selain itu, melalui KAA, negara-negara di kedua kawasan telah menyampaikan dukungan bagi Palestina," ujarnya.
SOM membahas tiga dokumen penting yakni Bandung Message, Deklarasi Palestina dan Deklarasi of the New Asian-Africa Strategic Partnership (NAASP). SOM diikuti oleh 86 negara. Dari 86 negara yang hadir, Kepala Staf Kepresidenan Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, hanya 32 negara yang mendatangkan kepala negara ataupun kepala pemerintahannya.
Diantaranya 32 negara tersebut yaitu; Bangladesh, Brunei Darussalam, Cina, Gabon, Iran, Kamboja, Korea Utara, Madagaskar, Malawi, Malaysia, Mesir, Myanmar, Namibia, Nepal, Pakistan, Palestina, Rwanda, Siera Leone, Singapura, Sudan, Swaziland, Thailand, Timor Leste, Vietnam, Yordania, dan Zimbabwe.
Perhelatan KAA ke-60 mulai diselenggarakan pada 19 hingga 24 April nanti. Memasuki hari kedua, Senin (20/4), perwakilan negara masih akan melakukan Asian-African Ministerial Meeting. Lalu, pada hari ketiga dan keempat, mereka akan mengikuti Asian African Business Summit 2015 di Jakarta Convention Center, Jakarta. Sedangkan acara puncak akan dilakukan di Bandung.
Luhut mengatakan, para kepala negara diperkirakan akan mendatangi Bandung pada Jumat pagi, tapi tidak untuk Presiden Joko widodo. Sebab, Jokowi harus menyambut para negara tersebut sehingga dikabarkan akan terbang ke Bandung pada Kamis malam. "Jadi beliau akan menginap dahulu di hotel di sana (Bandung)," katanya.