REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) berencana menghapus bensin jenis RON 88 atau premium mulai Mei mendatang. Rencana ini akan dilakukan secara bertahap di kota-kota besar di Indonesia. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan nantinya harga BBM tersebut akan disesuaikan.
"Selama ini kan memang banyak dikritik bahwa kualitas premium itu yang terendah. Kemudian, dikasih RON yang lebih tinggi dibawahnya pertamax. Memang harganya disesuaikan," jelas Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Jumat (17/4).
Ia mengatakan, penghapusan BBM jenis premium tersebut dilakukan demi keamanan mesin kendaraan. Penyesuaian harga ini, lanjutnya, dilakukan karena pemerintah menjual komoditas jenis BBM baru.
"Iya karenanya komoditas baru kan. Bukan menyesuaikan tetapi menjual barang baru," kata Kalla.
JK pun menegaskan, pemerintah tidak akan memberikan subsidi terhadap BBM jenis baru tersebut. Kendati demikian, harga BBM jenis ini akan lebih rendah ketimbang harga Pertamax.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran dan Ritel Pertamina Achmad Bambang menjelaskan, nantinya premium hanya bisa dibeli oleh kendaraan umum dan di sejumlah SPBU di pinggiran kota.
Sebagai gantinya, masyarakat akan diberi pilihan produk pengganti premium dengan kualitas di atas RON 88, namun di bawah pertamax yang memiliki RON 92.
Bambang memastikan, harga 'bensin pengganti' ini akan lebih murah dibanding pertamax meski lebih mahal dari Premium. "Harganya di antara premium pertamax lah," ujar Bambang.
Bensin jenis Premium nantinya akan difokuskan pada angkutan umum dan moda transportasi umum, khususnya di SPBU luar pusat kota. "Tapi tidak dihapus atau dihilangkan, hanya ada di SPBU pinggiran kota dan lane angkot, mikrolet, dan lainnya. SPBU tengah kota tidak jual lagi Premium," ujar Bambang.
Kebijakan ini, lanjut Bambang, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat sekaligus memberikan masa transisi untuk peralihan dari premium ke produk bensin di atas RON 88.
Kebijakan ini akan dilakukan secara bertahap dari kota-kota besar di Indonesia. Tahap pertama, akan dilakukan di Jakarta. Bambang mengatakan, apabila di Jakarta bisa berjalan dengan baik maka akan dilanjutkan ke daerah lain di Indonesia.