Ahad 19 Apr 2015 12:20 WIB

Dunia Menunggu Sikap Indonesia Soal Islamofobia

Islamofobia.
Foto: Unrforliberty.com
Islamofobia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Associate Director Paramadina Graduate School Abdul Malik Gismar mengatakan hingga saat ini bangsa Asia-Afrika, bahkan dunia, menunggu Indonesia untuk berperan lebih besar di dunia internasional.

"Di saat negara-negara miskin di Asia dan Afrika tidak bisa bersuara, mereka berharap ada 'leading voice' dari Indonesia. Kesempatan untuk memimpin dimiliki oleh Indonesia," kata Malik Gismar dihubungi di Jakarta, Ahad (19/4).

Karena itu, Malik menilai Konferensi Asia Afrika 2015 merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk tampil sebagai satu kekuatan penting untuk memimpin negara-negara dunia ketiga untuk maju dan melawan hegemoni dari Barat.

Namun, bisakah Indonesia tampil menjadi pemimpin, Malik mengatakan kepemimpinan Indonesia sangat ditentukan oleh kredibilitas di dalam negeri.

"Bagaimana kita bisa berbicara gagah kalau tenaga kerja kita masih banyak di Malaysia, terlibat kriminal. Kondisi ekonomi makro kita memang terlihat gagah, tetapi masih banyak masalah di dalam. Politik luar negeri kita pun belum bisa menjalankan hal-hal yang prinsipil, misalnya dalam kasus hukuman mati di Arab Saudi," tuturnya.

Dalam hal kepemimpinan di dalam negeri pun, Malik menilai Presiden Joko Widodo belum banyak memberikan perhatian mengenai peran Indonesia di kancah internasional. Dunia sebenarnya menunggu pernyataan pemimpin Indonesia dalam banyak hal, misalnya islamofobia dan konflik di Timur Tengah.

"Namun, selama ini Presiden Jokowi belum berbicara apa pun mengenai hal itu," ujarnya.

Karena itu, untuk bisa tampil menjadi pemimpin di tingkat internasional, Indonesia harus berani untuk mengajukan klaim. Namun klaim tersebut memerlukan kapasitas dan modal.

"Apalagi, saat ini sudah banyak negara-negara, yang pada 1955 berada di bawah Indonesia, saat ini sudah lebih maju dan berada di atas kita. Tidak perlu negara-negara jauh, Malaysia, Singapura bahkan Vietnam dalam beberapa hal lebih naju dibandingkan Indonesia," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement