Ahad 19 Apr 2015 17:00 WIB

Bandung Juga Jadi Tuan Rumah Konferensi Pelajar Asia Afrika

Bendera peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) terpasang dijalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (15/4).(Republika/Tahta Aidilla).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Bendera peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) terpasang dijalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (15/4).(Republika/Tahta Aidilla).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Kota Bandung akan menjadi tuan rumah Konferensi Pelajar Asia-Afrika 30 April - Mei 2015 yang merupakan rangkaian peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika.

"Sebanyak 270 mahasiswa telah mendaftar. Mereka berasal dari 28 negara Afrika dan Afrika, 21 negara Asia dan tiga negara peninjau Perancis, Serbia dan Australia," kata Kepala Museum Konferensi Asia Afrika, Thomas Siregar di Bandung, Ahad (19/4).

Konferensi Pelajar Asia dan Afrika merupakan bentuk kontribusi dalam membahas masalah-masalah yang terjadi di Asia dan Afrika. Ratusan mahasiswa itu nantinya akan berdiskusi untuk menemukan solusi mengenai berbagai permasalahan tersebut.

"Kegiatan ini akan menambah bobot penyelenggaraan KAA di Bandung," kata Thomas.

Menurut dia, para delegasi mahasiswa yang mengikuti acara Konferensi Pelajar Asia dan Afrika merupakan mahasiswa asing yang tengah melakukan pendidikan di berbagai universitas di Indonesia. "Kami harap mereka bisa membawa hasil positif dari konferensi ini kepada negara mereka masing-masing," katanya.

Lebih lanjut, Thomas mengatakan bahwa Konferensi Pelajar Asia dan Afrika pernah berlangsung pada tahun 1956. "Setelah tahun itu, maka tidak ada lagi acara tersebut dan baru bisa diselenggarakan kembali setelah 59 tahun berlalu," katanya.

Konferensi yang akan diadakan selama tiga hari tersebut mengangkat tema enam tema besar mengenai kepemimpinan, di antaranya mempromosikan kebudayaan Asia dan Afrika, mempromosikan media sebagai pilar demokrasi, dan memperkuat kembali jaringan para pelajar di Asia dan Afrika.

"Para pemuda itu ingin ikut berperan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi di negara mereka. Selain itu, mereka juga ingin merasakan bagaimana suasana konferensi serupa pada tahun 1956 lalu," kata Thomas menambahkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement