Sabtu 18 Apr 2015 23:30 WIB

Danrem Tak Campur Tangan Polisi Awasi Terduga ISIS

Anggota ISIS ketika melakukan parade di Raqqa, Suriah.
Foto: AP Photo
Anggota ISIS ketika melakukan parade di Raqqa, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Komandan Komando Resor M?iliter 072/Pamungkas Brigjen TNI Muhammad Sabrar Fadhilah menyatakan tidak akan mencampuri pengawasan kepolisian terhadap dua warga Kabupaten Bantul yang diduga terlibat jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS/ISIS).

"Saya menunggu kepolisian yang sudah berusaha mengindentifikasi dan melakukan penyellidikan. Hal ini karena masih berkaitan dengan keamanan dan ketertiban. Biarkan kepolisian bekerja," kata Fadhilah di Kulon Progo, Sabtu.

Menurut dia, Indonesia perlu membentuk intelijen yang menangani secara khusus soal radikalisme keagamaan, dengan disertai dengan peraturan semacam Akta Keselamatan Dalam Negeri (ISA) Malaysia.

"Semua untuk keamanan. Celakanya, ketika ada yang menangkap justru disalahkan. Biarkan saja, justru kita apresiasi. Yang terpenting penangkapannya tidak berlebihan," kata dia.

Ia mengatakan aparat keamanan di Indonesia harus bekerja keras. Indonesia sifatnya heterogen, penduduknya banyak dan berpulau-pulau.

"Perlu ada aturan yang menyertai, supaya lebih tertib. Kita diprovokasi orang supaya saling menjatuhkan, sehingga kita menjadi bangsa yang ketinggalan berpuluh-puluh tahun, tapi ribuan tahun. Kita ini seperti tikus mati dilumbung sendiri," kata Fadilah.

Kepolisian Resor Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus mengawasi dua warga di wilayah setempat karena diduga terlibat jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS/ISIS).

"Ada dua warga yang kami awasi terus karena dugaan terlibat ISIS, satu warga Bambanglipuro dan satu warga Banguntapan," kata mantan Kapolres Bantul, AKBP Surawan.

Menurut dia, dua warga Bantul tersebut diduga terlibat jaringan ISIS karena berdasarkan hasil penyelidikan di lembaga keimigrasian, seorang di antaranya diketahui beberapa kali ke negara Suriah, sementara seorang lagi masih berada di negara itu.

Dia tidak mengungkapkan identitas kedua orang tersebut.?"Itu rahasia, untuk satu orang warga Bambanglipuro sampai sekarang masih di Suriah, sementara yang warga Banguntapan sempat bolak-balik ke Suriah, dan sudah kembali sejak setahun lalu," katanya.

Pihaknya sampai saat ini belum melakukan penyelidikan terhadap warga Bambanglipuro yang masih berada di Suriah, sedangkan warga Banguntapan ketika diinterogasi tidak mengaku.

"Dia (warga Banguntapan) tidak mengaku, namun tetap kami awasi aktivitasnya. Saat ini sering melakukan ceramah-ceramah," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement