REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dua pertemuan bisnis yang akan diselenggarakan pada peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 direncanakan banyak membahas Usaha Kecil Menengah (UKM).
"Pembahasan UKM nanti, saya kira akan menekankan pada industri-industri menengah," kata Luhut dalam Konferensi Rakyat Asia Afrika di Galeri Nasional, Jakarta, Sabtu (18/4).
Menurut Luhut, pemerintah saat ini masih mendorong program hilirisasi karena dorongan pada industri hilir dapat menyejahterakan kelas menengah dan kelas atas. Pengembangan industri hilir ini diharapkan bisa menjadi jembatan bagi industri menengah agar bisa lebih maju dan berubah menjadi industri atas.
"Usaha peningkatan kelas sejumlah usaha itu awalnya pasti akan berat bagi pemerintah, tapi saya pikir antara satu hingga dua tahun ke depannya akan membaik," ujar Luhut.
Selain itu, pengembangan industri hilir juga diharapkan dapat menampung banyak lapangan pekerjaan serta memberikan nilai tambah bagi barang produksi masyarakat. "Hilirisasi ini rencananya dilakukan pada banyak sektor, bisa di kelapa sawit, bisa juga 'mining', gas, atau yang lain," tuturnya.
Luhut menambahkan, pada KAA nanti akan ada dua pertemuan bisnis negara Asia Afrika (Asia Africa Bussines Summit), di mana salah satu pertemuannya akan mengundang sejumlah Chief Executive Officer (CEO).
Lebih lanjut ia menjelaskan para CEO tersebut dikriteriakan memiliki modal dan usaha yang sudah besar agar dapat melahirkan berbagai bentuk kerja sama ekonomi Selatan-Selatan, seperti yang dicanangkan dalam salah satu substansi KAA ke-60.
Peringatan KAA ke-60 akan digelar di dua tempat, yakni Jakarta dan Bandung, mulai 19 hingga 24 April 2015.
Konferensi Asia Afrika merupakan pertemuan yang dimulai sejak 1955 dan dihadiri sebanyak 29 negara yang kebanyakan baru merdeka, guna membahas perdamaian, keamanan, dan pembangunan ekonomi saat itu.