Sabtu 18 Apr 2015 21:20 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Pemerintah Diharap Kendalikan Lalin Selama KAA

Bendera peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) terpasang dijalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (15/4).(Republika/Tahta Aidilla).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Bendera peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) terpasang dijalan MH Thamrin, Jakarta, Rabu (15/4).(Republika/Tahta Aidilla).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diharap mewujudkan lalu lintas yang aman, nyaman, tertib dan lancar saat peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA) digelar 19-24 April 2015.  

“Momentum ini sangat penting untuk menunjukan kepada dunia bahwa tertib lalu lintas merupakan bagian dari budaya Indonesia,” kata Ketua Presidium ITW Edison Siahaan dalam keterangan pers yang diterima ROL, Sabtu (18/4).

Menurut Edison, KAA merupakan kegiatan yang sekaligus ujian untuk menunjukkan kemampuan pemerintah mengendalikan lalu lintas. Sebab, lalu lintas itu merupakan potret modernitas sebuah bangsa, selain menjadi cermin budaya.

Apalagi untuk beberapa hari ke depan, ratusan kepala negara dari berbagai dunia dan belasan organisasi internasional akan berada di Indonesia terkait dengan pelaksanaan KAA. Maka, mereka dengan mata terbuka akan secara langsung melihat kondisi lalu lintas di negeri ini.

“Apabila pemerintah tidak mampu mengendalikan lalu lintas, maka fakta itu akan sampai ke seluruh penjuru dunia. Sebaliknya jika lalu lintas kondusif maka cerita negeri ini akan baik,” ujar Edison.

 

ITW juga mengingatkan, agar upaya pengalihan arus lalu lintas saat KAA tidak mengorbankan masyarakat pengguna jalan dan tidak menimbulkan kemacetan di ruas jalan yang tidak dilalui oleh para tamu negara tersebut.

Sehingga rekayasa atau pengalihan arus lalu lintas harus benar-benar dapat membuat semua aktivitas berjalan lancar.

ITW juga mengimbau masyarakat menahan diri untuk tidak berpergian dengan kendaraan pribadi untuk hal-hal yang tidak perlu selama peringatan KAA berlangsung untuk mengurangi jumlah kendaraan yang melintas di jalan raya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement