Sabtu 18 Apr 2015 15:08 WIB
Persiapan Konferensi Asia Afrika

Terlihat Akrab dengan Luhut, JK: Luhut Selalu Menggantikan Saya

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya (kanan) melakukan Gladi Kotor Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) dan 10 Tahun Kemitraaan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) di Bandara Halim Perd
Foto: Antara
Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya (kanan) melakukan Gladi Kotor Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) dan 10 Tahun Kemitraaan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) di Bandara Halim Perd

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla terlihat akrab dengan Kepala Kantor Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, saat meninjau persiapan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60.

Luhut yang menjadi penanggungjawab peringatan KAA ke-60, terlihat santai dan akrab berbicara dengan JK. Saat awak media menanyakan perihal keabraban dengan Luhut, JK justru balik bertanya apakah selama ini ada kesan ia tidak akrab dengan Luhut.

"Memangnya tidak (terlihat akrab dengan Luhut)," ucapnya di JCC, Jakarta, Sabtu (18/4).

Luhut pun kemudian ikut mengomentari perihal ini. Namun mungkin karena terlalu semangat, Luhut justru sempat salah memanggil nama Jusuf Kalla menjadi Jokowi. "Pak Jokowi ini, eh Pak JK kan bos saya," katanya.

Untuk mencairkan suasana, JK kemudian mengatakan, Luhut selalu menjadi orang yang menggantikannya. "Dia selalu mengganti saya, sama diperdagangan dia pengganti saya," kata JK.

Luhut Binsar Panjaitan diketahui pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI pada 2000-2001. Sebelum ia menjabat, Jusuf Kalla juga menduduki posisi sebagai Menteri Perdagangan terlebih dahulu.

Seperti diketahui, Wapres JK sempat mengkhawatirkan adanya tambahan porsi kewenangan serta tumpang tindih kewenangan terhadap Kepala Staf Kepresidenan, Luhut Pandjaitan untuk mengendalikan program prioritas nasional.

Namun kemudian, setelah bertemu dengan Luhut Wapres menegaskan tak ada pembagian porsi kewenangan dalam menjalankan pemerintahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement