Sabtu 18 Apr 2015 12:22 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

KAA, Pesawat Komersial di Halim Akan Dipindah

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indira Rezkisari
Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya (kanan) melakukan Gladi Kotor Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) dan 10 Tahun Kemitraaan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) di Bandara Halim Perd
Foto: Antara
Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya (kanan) melakukan Gladi Kotor Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) dan 10 Tahun Kemitraaan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP) di Bandara Halim Perd

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengambil langkah pembatasan penggunaan jet pribadi para tamu negara yang turut hadir dalam Konferensi Asia Afrika (KAA). Wakil Presiden Jusuf Kalla pun mengatakan agar landasan udara di Halim cukup untuk menampung pesawat dari negara lain, pemerintah akan memindah pesawat komersial yang ada di Bandara Halim Perdanakusuma.

"Mereka (tamu) tidak digeser, jadi yang digeser pesawat yang ada di situ. Sederhana sekali. Yang digeser bukan pesawatnya tamu, yang digeser pesawatnya dalam negeri. Kan banyak jet-jet," jelas Kalla di JCC, Sabtu (18/4).

Lebih lanjut, menurut dia, sejumlah pesawat komersial pun akan dipindahkan ke lapangan terbang Pondok Cabe. "Ya pesawat dalam negerinya bawa aja ke sana. Citilink yang biasa di situ bawa ke Pondok Cabe, yang Lion ada di situ, Batik Air bawa ke Pondok Cabe. Bukan tamunya yang dibawa, kita kan menghormati tamu," tambah Wapres.

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan mengatakan banyak negara yang telah memberikan konfirmasi keikutsertaan dalam KAA nanti dengan menggunakan pesawat kenegaraannya sendiri. Oleh karena itu, pemerintah pun mengambil langkah pembatasan penggunaan jet pribadi ini.

"Banyak kepala negara yang sudah konfirmasi untuk membawa jet sendiri, ada bisa sampai empat kepala negara. Kita susah mengaturnya kalau di Bandung, kalau yang di Jakarta sih tidak masalah," kata Penanggungjawab kegiatan perayaan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 yang juga merupakan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan.

Menurut dia, hal itu tidak akan menghambat jalannya pelaksanaan acara jika dikomunikasikan dengan baik sebelumnya. Panitia mengundang 109 negara Asia Afrika serta 17 negara pengamat dan 20 organisasi internasional untuk berpartisipasi.

Kegiatan utama konferensi ini berupa senior official meeting, ministerial meeting, dan leaders meeting yang akan dilaksanakan di Jakarta pada 19 hingga 23 April mendatang.

Satu kegiatan utama lainnya, yaitu Bandung Walk, dijadwalkan pada 24 April 2015 selain juga digelar beberapa event, di antaranya Asian African Business Summit dan Asian African Carnival sebagai side event kegiatan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement