Jumat 17 Apr 2015 23:41 WIB

Mau Bangun PLTN, Kalimantan Timur Minta Izin Pemerintah

Australia Selatan mempertimbangkan pengembangan industri nuklir termasuk pembangunan PLTN.
Foto: abc news
Australia Selatan mempertimbangkan pengembangan industri nuklir termasuk pembangunan PLTN.

REPUBLIKA.CO.ID,BALIKPAPAN--Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak menegaskan niat daerahnya untuk memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir dan segera meminta izin kepada pemerintah untuk rencana pembangunannya.

"Kami tinggal minta izin presiden dan kami sangat berharap diizinkan," kata Awang Faroek kepada wartawan di Balikpapan, Jumat.

Menurut ia, apabila izin turun, pembangunan PLTN sudah bisa dimulai pada 2016.

Pemprov Kaltim sudah melakukan sejumlah kajian yang diperlukan untuk pembangunan PLTN tersebut, dengan lokasinya ditentukan di Talisayan, Kabupaten Berau. Pilihan lokasi lainnya adalah Kecamatan Sangatta, Kutai Timur.

"Kita perlu lahan di pesisir, dekat laut dan pelabuhan," tambah gubernur.

Soal pemilihan kawasan pesiri, Awang Faroek menjelaskan hal itu untuk memudahkan pengangkutan material di awal pembangunan dan kemudian kemudahan menyampaikan pasokan segala kebutuhan.

Ia juga menyampaikan bahwa Pemprov Kaltim telah menandatangani nota kesepahaman dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Industri Nuklir Indonesia (Inuki) untuk turut dalam pembangunan PLTN.

Kedua institusi itu meyakini Kaltim merupakan pulau yang aman untuk membangun pembangkit karena bebas dari gempa.

"Kita juga sudah punya calon investor dari Tiongkok," ucap gubernur.

Calon investor itu adalah China General Nuclear Power Corporation (CGN). Meski demikian, gubernur menyampaikan bahwa pihaknya sebenarnya lebih tertarik dengan investor asal Prancis dan Amerika Serikat karena kelebihan kualitas yang dimiliki.

"Namun, saat ini investor Tiongkok yang lebih siap," tambahnya.

Berdasarkan perhitungan, investasi yang diperlukan untuk membangun PLTN tidak kurang dari Rp50 triliun untuk satu pembangkit berkapasitas 50 MW, namun bisa dikembangkan hingga 1.000 MW.

CGN merupakan perusahaan besar di bidang teknologi nuklir di dunia dan telah membangun 11 PLTN, serta sedang membangun 14 PLTN baru.

Perusahaan ini menargetkan sampai tahun 2030 memiliki 100 PLTN. Belum lama ini, perusahaan berbasis nuklir ini telah memenangkan tender PLTN di Inggris.

Saat ini, jaringan listrik interkoneksi Sistem Mahakam di Kaltim yang meliputi Balikpapan, Samarinda, dan Tenggarong, 3 kota utama Kaltim, dengan beban puncak mencapai 370 MW.

Daya mampu yang tersedia 444 MW, namun dengan pasokan yang kurang stabil sehingga masih kerap terjadi pemadaman listrik.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo menegaskan pemerintah pusat akan setuju dengan rencana tersebut, apabila hitungan di atas kertas jelas dan dianggap masuk akal.

"Tentang energi baru dan terbarukan, asal harga per kilowatt per jam sesuai, tentu kita ambil. Semua terkait energi, misal tenaga angin atau pun arus, kita ambil bila memang cocok," kata Menteri Indroyono saat dikonfirmasi di sela kunjungan kerja di Balikpapan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement