REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia sebagai tuan rumah dan penyelenggara acara Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015 akan membatasi penggunaan jet pribadi dalam acara tersebut. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menilai pembatasan tersebut wajar dilakukan.
"Dimana-mana terjadi begitu. Yang masalah bukan disini, tapi di Bandung. Kalau di sini sih kan, kalau di Halim, Cengkareng bisa dipindahin ke sana kan. Dulu juga pernah dipindahkan ke Palembang parkirnya," jelas Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Jumat (16/4).
Bahkan, lanjut dia, pembatasan ini juga dilakukan oleh sejumlah negara lainnya. Jika bandara penuh, maka untuk parkir pesawat pribadi dapat dilakukan di bandara terdekat. "Ya, Itu teknis saja lah. Sudah pernah dulu," tambah dia.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan mengatakan banyak negara yang telah memberikan konfirmasi keikutsertaan dalam KAA nanti dengan menggunakan pesawat kenegaraannya sendiri. Oleh karena itu, pemerintah pun mengambil langkah pembatasan penggunaan jet pribadi ini.
"Banyak kepala negara yang sudah konfirmasi untuk membawa jet sendiri, ada bisa sampai empat kepala negara. Kita susah ngaturnya kalau di Bandung, kalau yang di Jakarta sih tidak masalah," kata Penanggungjawab kegiatan perayaan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 yang juga merupakan Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan.
Menurut dia, hal itu tidak akan menghambat jalannya pelaksanaan acara jika dikomunikasikan dengan baik sebelumnya. Panitia mengundang 109 negara Asia Afrika serta 17 negara pengamat dan 20 organisasi internasional untuk berpartisipasi.
Kegiatan utama konferensi ini berupa senior official meeting, ministerial meeting, dan leaders meeting yang akan dilaksanakan di Jakarta pada 19 hingga 23 April mendatang.
Satu kegiatan utama lainnya, yaitu Bandung Walk, dijadwalkan pada 24 April 2015 selain juga digelar beberapa event, di antaranya Asian African Business Summit dan Asian African Carnival sebagai side event kegiatan tersebut.