Jumat 17 Apr 2015 22:08 WIB

Publik tak Akan Percaya Jika BG Dijadikan Wakapolri

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Angga Indrawan
 Presiden Joko Widodo (kanan) memberikan ucapan selamat kepada Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti (kiri) dan Isteri Ny. Tejaningsih Haiti (tengah) usai pengucapan sumpah jabatan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (17/4). (Antara/Widodo S. Jusuf)
Presiden Joko Widodo (kanan) memberikan ucapan selamat kepada Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti (kiri) dan Isteri Ny. Tejaningsih Haiti (tengah) usai pengucapan sumpah jabatan di Istana Negara, Jakarta, Jumat (17/4). (Antara/Widodo S. Jusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badrodin Haiti resmi menjabat sebagai Kapolri setelah dilantik Presiden Joko Widodo, Jumat (17/4). Posisi wakapolri menjadi pertanyaan baru bagi publik. Santer beredar, Komjen Budi Gunawan menjadi calon kuat mendampingi Badrodin.

Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Indonesian Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho mengatakan, Badrodin tidak boleh gegabah dalam memilih wakilnya. Pemilihan orang nomor dua di Korps Bhayangkara itu akan menjadi pertaruhan bagi polisi dalam meraih kepercayaan publik.

“Kalau Komjen BG (Budi Gunawan) jadi wakapolri, publik tidak akan percaya pada kepolisian,” katanya saat dihubungi, Jumat (17/4).

Menurutnya, jika mantan ajudan Megawati Soekarnoputri itu dipaksakan menjadi wakapolri, hal itu justru kontradiktif dengan semangat pembenahan internal Polri. Sebab, kata Emerson, figur Budi yang pernah menjadi tersangka dugaan korupsi di KPK masih sangat membekas di benak publik.

Selain itu, lanjut dia, potensi munculnya matahari kembar akan sangat mungkin terjadi. Kepala Lembaga Pendidikan dan Kepolisian (Lemdikpol) itu bisa lebih dominan dibandingkan Badrodin yang notabene menjadi orang nomor satu di kepolisian.

“Potensi munculnya matahari kembar akan sangat mungkin, dan itu sangat merugikan institusi kepolisian sendiri,” ujar Emerson.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement