REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Jusuf Kalla (JK) mengatakan dukungan pembiayaan untuk penyelenggaraan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) dari pemerintah pusat telah cair. Kendati demikian, anggaran penyelenggaraan tersebut tetap perlu dihemat.
"Sudah. Anggarannya tentu kita hemat-hematkan lah," kata Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Jumat (17/4).
Menjelang penyelenggaraan KAA ini, pemerintah masih perlu mengatur pelayanan serta teknis konferensi. Wapres pun akan meninjau lokasi penyelenggaraan KAA di Jakarta serta memberikan paparan di hadapan negara-negara anggota KAA.
"Sebenarnya acara puncaknya kan di Jakarta. Historikalnya di Bandung. Di Bandung setengah hari di sini 2 hari. Jadi kita melihat semua besok, presentasi besok," tambah JK.
Dalam konferensi tersebut, rencananya akan dibahas berbagai macam isu, seperti isu di krisis Timur Tengah serta isu politik dan ekonomi. Selain itu, pemerintah akan memanfaatkan pertemuan ini untuk mempersatukan negara-negara Asia Afrika.
"Juga masalah-masalah solidaritas antara negara-negara Asia Afrika sendiri yang harus diperbaiki," jelas dia. Lanjut dia, pemerintah menjamin keamanan menjelang Konferensi Asia Afrika dengan mempersiapkan aparat keamanan baik kepolisian maupun TNI. Bahkan, ia meminta jumlah personel aparat keamanan untuk ditambah.
Sebelumnya, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, menyatakan anggaran penyelenggaraan KAA tersebut baru diterima sebesar 10 persen dari total anggaran senilai Rp 10 miliar. Menurut Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, persiapan peringatan KAA membutuhkan anggaran cukup besar. Misalnya, pemindahan monumen dasa sila menyedot anggaran hingga Rp 1 miliar.
Pemkot sendiri memiliki anggaran sebesar Rp 20 miliar. Namun, anggaran tersebut bukan dikhususkan untuk KAA. Anggaran ini merupakan proyek tahunan yang pengerjaannya digeser di awal tahun.