REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Penghuni lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kota Tasikmalaya telah melebihi kapasitas.
Bangunan Lapas seluas 1.920 meter persegi tersebut dapat menampung 150 orang. Akan tetapi, penghuni Lapas saat ini mencapai 412 orang.
Kepala Lapas Kota Tasikmalaya Julianto Budi Prasetiono mengatakan, Lapas Kota Tasikmalaya telah kelebihan kapasitas sampai 165 persen.
Menurutnya, hal tersebut dapat menimbulkan gangguan keamanan. Selain itu, kesehatan warga binaan juga akan terganggu.
"Dengan kondisi dan fasilitas yang seperti ini pelaksanaan pembinaan jadi cukup sulit," kata Julianto kepada Republika, Jumat (17/4).
Ia menjelaskan, di Priangan Timur Lapas Kota Tasikmalaya merupakan yang paling kecil tapi isinya paling padat. Karena Lapas yang berada di Jalan Otto Iskandar Dinata Kota Tasikmalaya harus menampung tahanan dan narapidana dari Kota dan Kabupaten Tasikmalaya.
Di dalam Lapas, tercatat ada sekitar 172 warga binaan berasal dari Kabupaten Tasikmalaya. Sementara, yang berasal dari Kota Tasikmalaya ada sebanyak 165 orang. Sisanya, berasal dari luar Tasikmalaya.
Julianto melajutkan, di dalam Lapas ada 24 kamar yang dibagi menjadi dua blok. Biasanya, satu kamar dihuni oleh 10 sampai 20 orang, ada juga yang sampai 30 orang.
Sementara, kamar untuk narapidana dan tahanan perempuan hanya ada satu dengan kapasitas enam orang, tapi saat ini dihuni oleh 24 orang.
Menurutnya, yang lebih memprihatinkan, hanya ada satu orang perawat untuk menangani 412 warga binaan di Lapas Kota Tasikmalaya.
Julianto menerangkan, meski kondisinya seperti itu, ia harus tetap menjaga Lapas agar tetap kondusif. Dalam waktu dekat ini, upaya yang dilakukan melalui pendekan personal kepada warga binaan.
"Petugas akan memberi pelayanan yang maksimal kepada warga binaan sesuai dengan hak-haknya," ujar Julianto.
Julianto menegaskan, program binaan, perawatan dan pelayanan kesehatan akan lebih ditingkatkan lagi. Diharapkan upaya tersebut akan memberikan kenyamanan bagi warga binaan.
Untuk menjaga Lapas tetap kondusif. Petugas lapas juga menerapkan program baru. Dengan program tersebut, tidak akan ada pungutan liar di dalam Lapas, bersih dari narkoba dan tidak ada handphone (HP).
Julianto menegaskan, petugas Lapas akan memberikan pelayanan yang terbaik, tapi petugas juga menuntut warga binaan untuk patuh dan tertib selama menjalani hukuman.