REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bio Farma memperkuat upaya hilirisasi produk riset ke industri dengan membangun sinergi dengan lembaga penelitian serta perguruan tinggi. Direktur Utama PT Bio Farma Iskandar mengatakan melalui interaksi yang baik diharapkan seluruh aktor inovasi yang terlibat dapat mengetahui peran serta masing-masing dan hasil penelitian dan pengembangan dapat dirasakan oleh masyarakat.
"Langkah hilirisasi sangat penting, dan hal yang paling penting saat ini adalah komunikasi dan interaksi antara pelaku penelitian, dunia usaha, masyarakat serta pembuat kebijakan," kata Iskandar, Kamis (16/4).
Bio Farma melakukan penandatangan MoU atau Nota Kesepahaman, yang dilangsungkan dalam acara "National Innovation Forum (NIF) 2015" yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti RI pada Senin, (13/4). Pada acara itu Presiden RI Joko Widodo bersama Menristekdikti RI Mohamad Nasir hadir dan menyaksikan secara langsung penandatanganan nota kesepahaman antara Bio Farma dengan berbagai lembaga, serta beberapa perguruan tinggi.
Salah satunya adalah adalah nota kesepahaman untuk "Pengkajian dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Bidang Pengembangan dan Produksi Vaksin Hepatitis B berbasis Protein Rekombinan" dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung (ITB) serta Universitas Al-Azhar. Selain itu Direktur Utama Bio Farma Iskandar juga menandatangani nota kesepahaman dengan LIPI dan Universitas Gadjah Mada dalam upaya pengembangan produk Biologi Eritopoetin (EPO).