REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konflik Yaman didorong masuk pembahasan dalam acara peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA) yang akan digelar di Jakarta dan Bandung. Seskab Andi Widjajanto menyebut usulan itu muncul usai pemerintah menerima kedatangan perwakilan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
"Kemarin (Presiden Jokowi) sudah menerima kedatangan Dubes OKI, di situ disuarakan harapan mereka bahwa Indonesia bisa ikut menyumbang kontribusi untuk masalah Yaman," kata Andi Widjajanto di Jakarta, Kamis (16/4).
Ia menambahkan, kontribusi yang diberikan bukan semata-mata kekuatan militer atau ekonomi namun mendorong dijalankannya norma dan kerangka institusional termasuk perdamaian dunia. Teknis kontribusi untuk Yaman dalam KAA, kata dia, akan dilaksanakan oleh Kementerian Luar Negeri yang kini sedang terus memfinalisasi konsepnya.
Menurut dia, pada prinsipnya konflik-konflik yang akan didorong masuk pembahasan dalam peringatan KAA itu tetap akan digabungkan dengan fokus PBB. "Indonesia akan melakukan inisiatif-inisiatif karena Indonesia negara dengan penduduk muslim terbesar," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah bertekad untuk meningkatkan peran Indonesia bagi perdamaian di Timur Tengah. Ia mengatakan, dengan berbekal pengalaman diplomasi untuk stabilitas politik, maka Indonesia menerima banyak negara untuk hadir dalam peringatan KAA bukan karena pertimbangan kekuatan militer atau ekonomi.