Rabu 15 Apr 2015 18:53 WIB

Monumen Keselamatan Penerbangan Momentum Jalin Kebersamaan

Para pemuka agama Hindu, Budha, Konghucu, Kristen, Katolik dan Islam memanjatkan doa untuk para korban tragedi kecelakaan pesawat Airasia QZ 8501 pada 28 Desember 2014 dan keluarga korban agar diberi kekuatan dan ketabahan, Rabu (15/4)
Foto: dokpri
Para pemuka agama Hindu, Budha, Konghucu, Kristen, Katolik dan Islam memanjatkan doa untuk para korban tragedi kecelakaan pesawat Airasia QZ 8501 pada 28 Desember 2014 dan keluarga korban agar diberi kekuatan dan ketabahan, Rabu (15/4)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan tragedi kecelakaan pesawat Airasia QZ 8501 pada 28 Desember 2014 dilakukan untuk mengenang korban dan memberi kekuatan pada keluarga yang ditinggalkan agar senantiasa diberi kekuatan.

 

“Peringatan ini memiliki arti penting, tidak hanya untuk mengenang para korban dan memberi kekuatan bagi para keluarga juga menjadi momentum untuk meningkatkan keselamatan penerbangan nasional, ” kata Bupati Kotawaringin Barat Ujang Iskandar saat peresmian pembangunan monumen keselamatan penerbangan di Pantai Sungai Umbang, Rabu (15/4).

 

Kesuksesan operasi evakuasi dari awal hingga akhir melibatkan semu pihak terkait, mulai dari Basarnas, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, jajaran Polri dan TNI, PMI, dan masyarakat. “Sangat membanggakan semangat kebersamaan dari semua pihak terkait untuk melakukan operasi kemanusiaan yang sudah menyatukan semua eleman bangsa tanpa membedakan suku, agama, ras dan antargolongan, ” kata ujang.

 

Dari sekian banyak elemen masyarakat yang terlibat, ada tiga nelayan yang turut membantu evakuasi korban tragedi kecelakan pesawat Airasia QZ 8501 tersebut, yaitu Darsono, Rahmat dan Pendi.  “Saya memberikan penghargaan kepada tiga nelayan yang telah tulus membantu proses evakuasi korban tragedi kecelakaan, yaitu Darsono, Rahmat dan Pendi, ” ujarnya.

Tidak lupa kepada para negara sahabat yang telah membantu proses evakuasi, di antaranya dari Australia, Singapura, Malaysia dan negara lainnya yang sama-sama bekerja untuk kemanusiaan. “Peran negara sahabat kami apresiasi, yang pada hari ini hadir dari perwakilan negara Australia, Singapuran dan Malaysia, ” tambahnya.

 

Ditanya soal desakan masyarakat untuk maju dalam pemilihan Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Doktor Pertanian Universitas Gajah Mada itu menjawab, bahwa saat ini melihat situasi dan kondisi yang ada. “Desakan masyarakat itu merupakan amanah untuk menyejahterakan masyarakat Kalteng, tetapi saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan, ” tutur Ujang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement