REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Ribuan warga penerima dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) di Kota Cilegon pencairannya nyaris diwarnai kericuhan. Kejadian tersebut terjadi akibat para penerima PSKS saling berebut saat melakukan pencairan.
Ratusan penerima program PSKS tersebut baru dicairkan pada tahap pertama senilai Rp 600 ribu untuk pembayaran simpanan tiga bulan ini. Mereka berdesakan dan saling berebut saat melakukan pencairan.
Padahal biasanya, pencairan dilakukan di Kantor Pos. Namun, pada tahap pencairan pertama di Kota Cilegon pencairannya sendiri terpaksa digelar di gedung Islamic Centre setelah mendapat pengarahan dari Walikota Cilegon.
Akibatnya, pencairan uang simpanan keluarga sejahtera tersebut nyaris ricuh karena tidak ada satupun petugas keamanan yang menjaga jalannya proses pencairan di lokasi.
Bahkan, akibat khawatir terjebak dan terjepit dtengah keramaian warga yang mengantre, seorang kakek, yang sudah berjam-jam menunggu harus rela tak ikut antre karena takut terjepit.
“Saya mending nungguin daripada kejepit yang ngantrinya banyak,”ujar salah satu penerima PSKS, Soleh (60) warga Lingkungan Ketileng, Kecamatan Cilegon dilokasi, Selasa (14/4).
Tidak hanya Soleh, buruknya sistem pencairan kali ini juga dikeluhkan warga lainnya, Tui’in yang juga warga Ketileng Kecamatan/Kota Cilegon. Pihaknya menyayangkan, padahal seluruh penerima yang datang sebelumnya telah mendapat pengarahan dari Walikota Cilegon.
“Kata pak walikota warga agar tidak berebut dan tetap tertib saat melakukan pencairan (PSKS),”kata Tui’in.
Sementara itu, berdasarkan data yang diperoleh tercatat untuk jumlah penerima program tersebut di Kota Cilegon sebanyak 11.489 kepala keluarga (KK). Dimana dari data rumah tangga sasaran (RTS), menjadi peneirma dalam program bantuan pemerintahan Jokowi-JK.