REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grup Band Slank selalu aktif mengkampanyekan antinarkoba.
Bahkan di setiap konsernya, mereka selalu menyampaikan pesan moral untuk memghindari dan berhenti dari penggunan obat-obat terlarang yang perlahan dapat membunuh manusia itu.
Oleh karena itu Slank selalu mengimbau kepada para pengguna untuk melapor kepada pemerintah untuk direhabilitasi. Namun, jika masih ada yang takut untuk melapor ke polisi atau Badan Narkotika Nasional (BNN), Slank siap membantu.
Hal ini disampaikan Bimo Setiawan Al Machzumi alias Bimbim. "Paling nggak kalau masih takut lapor ke BNN, lapor ke Slank dulu, nanti kita akan bantu," kata pendiri Slank yang masih tersisa ini di markas Slank, Jakarta Selatan, Senin (13/4).
Bimbim mengaku sudah banyak pecandu yang datang ke markas Slank di Gang Potlot, yang kemudian diantar ke BNN karena masih takut untuk melapor sendiri. Ia menghimbau supaya tidak ditangkap, pemakai harus melapor. Setelah itu mereka akan diberikan pengobatan khusus untuk menyembuhkan ketergantungannya.
Peran Slank yang semangat membantu pecandu agar bisa bebas merupakan wujud nyata mereka memerangi bahaya narkoba. Pada setiap konsernya, mereka tidak ingin hanya sebatas menghibur lewat lagu-lagu saja. Tetapi juga menyampaikan visi dan misi untuk menyelamatkan generasi bangsa dari bencana narkoba yang saat ini mengancam Indonesia.
Pada Ahad (19/4) mendatang, Slank juga akan menggelar konser Drugs Free Asia Africa yang diadakan panitia nasional Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60. Acara tersebut diadakan untuk mensosialisasikan antinarkoba kepada masyarakat Indonesia.
Di samping itu juga akan membuat surat terbuka yang ditujukan pada pemimpin negara Asia dan Afrika yang hadir pada perayaan KAA ke-60 di Jakarta dan Bandung. Isinya agar para pemimpin tersebut tergugah untuk mmerangi narkoba yang saat ini mengancam Asia dan Afrika yang sebagian besar penduduknya generasi muda.