REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berencana akan memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) wanita berkebaya dan bersanggul. Pemecahan akan dilaksanakan untuk memperingati Hari Kartini, di The Sahid Rich Hotel Yogyakarta, Kamis (23/4) mendatang.
"Ada 1.800 wanita berkebaya dan bersanggul ukel tekuk, khas Yogyakarta. Sebelumnya, di Bali ada 1.500 mengenakan kebaya dan sanggul. Kita harus lebih banyak," kata KRAy SM Anglingkusumo, ketua panitia pemecahan rekor Muri kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (13/4).
Dijekaskan Ny Anglingkusumo, direncakan ada 1.800 perempuan mengenakan kebaya dan sanggul khas Yogyakarta. Sanggul khas Yogyakarta adalah ukel tekuk. "Sanggul ini sudah lama ada dan itu menjadi ciri khas Yogyakarta. Sedang kebayanya juga khas Yogyakarta," kata Angling.
Sanggul Ukel Tekuk, kata Angling, merupakan materi ujian bagi perias tingkat mahir. Sehingga perias yang belum memiliki kemampuan merias sanggul ukel tekuk belum mahir.
Sedang kebaya khas Yogyakarta memiliki ciri kainnya sederhana dan tangkepan atau tertutup. "Ketika dikenakan badannya tidak kelihatan. Hiasannya juga sederhana," katanya.
Sedang kainnya, ada wiron-nya dan seret (bagian pinggir kain) yang berwana putih harus kelihatan dan kain harus menutupi. "Seret putih bersih merupakan ciri khas Yogyakarta," katanya.