REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rizobakteria pemacu pertumbuhan tanaman (plant growth promoting rhizobacteria, PGPR) merupakan bakteri yang hidup dan berkoloni pada daerah rizosfer dan mampu memacu pertumbuhan tanaman.
PGPR mempunyai kemampuan untuk memperbaiki kesehatan dan kebugaran serta meningkatkan hasil tanaman. Demikian disampaikan Guru Besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof.Dr Aris Tri Wahyudi dalam konferensi pers pra orasi di Executive Lounge Kampus IPB Baranangsiang Bogor.
Ia menjelaskan, ada beberapa bakteri yang termasuk dalam kelompok rizobakteria pemacu tumbuh tanaman ini, diantaranya Pseudomonas, Bacillus, Azospirillum, Azotobacter, Acetobacter, dan Burkholderia. Namun hanya dua rizobakteria yang sangat penting yaitu Pseudomonas sp. dan Bacillus sp.
Melalui riset tentang rizobakteria yang telah digelutinya sejak tahun 2005, Prof. Aris berhasil menemukan PGPR yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara langsung maupun tidak langsung. Inovasinya ini berhasil meraih 103 Inovasi Indonesia Paling Prospektif tahun 2011.
“Pengaruh langsung yaitu pemacuan pertumbuhan tanaman oleh PGPR melalui penyediaan berbagai hormon pertumbuhan yang dihasilkan oleh rizobakteria maupun memfasilitasi pengambilan nutrien tertentu dari lingkungan. Sedangkan pengaruh tidak langsung melalui kemampuan PGPR dalam menghambat mikrob patogen tanaman termasuk fungi patogen seperti Fusarium oxysporum, Rhizoctonia solani, dan Sclerotium rolfsii,” ujarnya.
Menurutnya, lebih dari 80 persen rizobakteria tersebut mampu menghambat pertumbuhan fungi patogen akar F. oxysporum, R. solani, dan S. rolfsii in vitro. Yang menarik adalah, ternyata beberapa isolat Pseudomonas sp CRB dan Bacillus sp CR tersebut mampu menghambat lebih dari satu jenis fungi patogen akar. Rizobakteria tersebut sangat potensial dikembangkan dan digunakan sebagai biokontrol disamping pemacu tumbuh in planta.
Selain itu, aplikasi formula inokulan konsorsium rizobakteria pada tanaman kedelai di rumah kaca pada kondisi masam dan kondisi netral menghasilkan peningkatan pemacuan pertumbuhan tanaman kedelai yang sangat signifikan. Rizobakteria yang digunakan disamping mampu memacu pertumbuhan tanaman juga mampu meningkatkan kolonisasi pada kedelai.
Teknologi yang dikembangkan ini berbentuk serbuk (powder) formula inokulan dapat disimpan selama 12 bulan, sedangkan formula bentuk granul dapat disimpan selama 6 bulan, baik pada suhu ruang maupun pada suhu 4 derajat celcius.
Formula ini juga mampu menekan penggunaan pupuk NPK hingga 50 persen. Aplikasi paket inokulan rizobakteria bentuk granul pada lahan netral memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan dengan pemberian NPK dosis penuh.
NPK dosis penuh (hasil panen 0.745 ton per hektar). Formula yang dihasilkan menunjukkan keefektivannya dalam meningkatkan produksi kedelai. “PGPR juga efektif dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi jagung di lahan kering beririgasi,” tandasnya.