REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Prestasi Biofarma sebagai produsen vaksin sangat membanggakan. BUMN yang berkantor pusat di Bandung tersebut, kini menjadi salah satu produsen vaksin terbesar di dunia.
Pada seminar Mengungkap Kontroversi Imunisasi untuk Generasi Lebih Sehat yang diselenggarakan Perhimpunan Profesi Kesehatan Muslim Indonesia (Prokami) Wilayah Sumatera Selatan (Sumsel), Ahad (12/4), Erwin Setiawan dari Biofarma mengungkapkan prestasi BUMN tersebut.
“Biofarma memiliki kontribusi besar dalam menurunkan kasus penyakit polio di dunia. Biofarma mensuplai 2/3 kebutuhun vaksin polio dunia khususnya untuk negara-negara muslim,” katanya.
Pada seminar yang juga menghadirkan pembicara Piprim B Yanuarso (Sekjen IDAI Pusat), Icon Harizon (Dinas Kesehatan Sumsel), dan KH Imam Mansyur (IKADI Sumsel), Erwin menjelaskan, suplai vaksin polio tersebut ke negara-negara di dunia dilakukan melalui kerjasama dengan Unicef dan kerjasama bilateral.
Menurutnya, kerjasama dengan Unicef, Biofarma mensuplai kebutuhan vaksin polio untuk negara-negara di Afrika seperti Burkina Faso, Chad, Pantai Gading, Guinea, Mali, Mauritani, Niger, Nigeria, Sinegal dan Sierra Leone.
Kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesa dengan Aljazair, Pantai Gading, Guinea, Malaysia, Mozambique, Tunisia dan Turki.
“Produksi vaksin polio Biofarma berkontribusi terhadap penurunan kasus polio di dunia. Seperti pada 1988 ada 350.000 kasus polio di 125 negara. Kemudian pada 2010 turun hanya terjadi 1.292 kasus dengan empat negara endemik, pada 2012 turun hanya ada 88 kasus dengan tiga negara endemik,” ujar Erwin Setiawan dokter perusahaan BUMN tersebut.
Selain itu Biofarma juga berperan sukses dalam turut berkontribusi menurun kasus penyakit cacar api dengan kasus terakhir tahun 1977 kemudian oleh badan kesehatan dunia ditetapkan eradikasi cacar pada 1979.