REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perkembangan pariwisata tidak lepas dari peran media massa di dalamnya. Tidak hanya sekadar memberitakan kebaikan, tetapi lebih kepada memberi informasi baik berupa fakta serta kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terkait pariwisata. Sehingga masyarakat dengan mudah mendapat informasi.
"Dan media massa bukan provokatif, tapi mengkritisi atas hal-hal yang dilakukan pemerintah," ujar I Gde Pitana, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Kementerian Pariwisata saat membuka "Workshop Wartawan Pariwisata" di Hotel Salak, Bogor, Jawa Barat, Ahad (13/4) malam.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, lanjut Gde, menempatkan media massa memiliki peran penting. Disamping sejumlah bidang lainnya seperti akademi, bisnis, komunitas dan pemerintah.
"Untuk itu kita berharap dengan adanya pelatihan ini wartawan atau media massa bisa memiliki bahan yang update sehingga bisa mendapat berita yang seimbang," kata dia.
Selain itu juga, wartawan memiliki perspektif serta paradigma yang sama soal pariwisata yang bersifat promotif.
Workshop yang diikuti sejumlah wartawan dari Kementerian Pariwisata ini akan berlangsung selama tiga hari. Selain melakukan kunjugan ke sejumlah destinasi wisata di Bogor, Jawa Barat, workshop juga diisi dengan paparan dari Menteri Pariwisata Arief Yahya tentang "Peran Media dalam Mendukung Kepariwisataan Nasional, "Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata" oleh Dirjen Pengembangan Destinasi Dadang Rizki Ratman serta "Strategi Pemasaran Pariwisata Indonesia" oleh Dirjen Pemasaran Pariwisata oleh Esthy Reko Astuti.