Sabtu 11 Apr 2015 15:02 WIB

Mega: tak Mau Disebut Petugas Partai, Silakan Keluar dari PDIP

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengumumkan susunan pengurus DPP PDIP pada Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (10/4). (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengumumkan susunan pengurus DPP PDIP pada Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (10/4). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, SANUR -- Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indoonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Seokarnoputri mempersilakan siapapun kader yang tidak suka disebut petugas partai, untuk keluar dari PDIP.

"Ingat kalian adalah petugas partai. Petugas partai itu adalah perpanjangan tangan dari partai," ujarnya saat menyampaikan pidato penutupan Kongres IV PDI Perjuangan di Sanur, Bali, Sabtu (11/4).

Menurutnya, semua kader PDI Perjuangan yang menduduki jabatan, baik di legislatif maupun di eksekutif di semua tingkatan adalah petugas partai. Semua tingkatan yang dimaksudkan Megawati adalah jabatan mulai dari tingakatan terendah hingga tingakatan tertinggi.

"Kalau kalian tidak mau disebut sebagai petugas partai, silakan keluar dari partai," tegasnya.

Sebelumnya, Megawati juga menyinggung soal sebutan petugas partai ketika menyampaikan pidato politik pada pembukaan kongres pada Kamis (9/4).

Pada saat itu, Megawati mengatakan proses seleksi kader untuk menduduki jabatan di struktur kepengurusan dilakukan melalui serangkaian tes terkait kapasitas, kepemimpinan, loyalitas, dan dedikasi.

Dalam melakukan seleksi tersebut, Megawati melihat cermin diri dari sejumlah kader yang masuk dalam nominasi calon pimpinan di PDI Perjuangan. Dalam prosesnya, kata Megawati, ada beberapa kader yang enggan disebut sebagai petugas partai.

"Dari sikap tersebut, saya jadi lebih mengetahui karakter kader tersebut," katanya.

Dari serangkaian seleksi yang dilakukannya, dia menyimpulkan ada tiga kelompok kader di PDI Perjuangan.

"Ada kader yang sungguh-sungguh ingin mengabdi di partai, kader yang ingin mencari keuntungan di partai, serta kader yang memanfaatkan partai untuk menjadi batu loncatan meraih jabatan yang lebih tinggi," tandasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement