Kamis 09 Apr 2015 13:17 WIB

Bak Ayam Mati di Lumbung Padi, Indonesia Alami Darurat Gizi

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
 Menteri Kesehatan Nila Moeloek.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Kesehatan Nila Moeloek.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Menteri Kesehatan (Menkes) Nila Djuwita Moeloek menyatakan khawatir Indonesia saat ini masuk dalam zona darurat gizi dari 117 negara di dunia. Menurut dia, pemerintah harus mulai memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya gizi terhadap anak-anak.

"Saya cuma mengingatkan saja kepada masyarakat, begitu suburnya (tanah) kita, kok kayak ayam mati dilumbung padi. Seharusnya kita tak boleh kurang gizi," kata dia di Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Kamis (9/4).

Dikatakannya, untuk memperbaiki gizi, masyarakat dapat memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menanam berbagai macam sayur dan buah. Sementara untuk lingkungan yang padat penduduknya, masyarakat dapat memanfaatkan tabula pot.

Menurut Nila, Indonesia adalah negara dengan kondisi tanah yang luar biasa. Ibaratnya, jika seseorang melemparkan biji pepaya, bulir tersebut bisa tumbuh dengan subur. Tidak seperti benua lain atau negara yang mempunyai empat musim.

Ia mengatakan, jika melihat berdasarkan angka tentang kondisi darurat gizi di Indonesia, nilainya sangat mengkhawatirkan. Seperti, misalnya angka rata-rata stunting yaitu 37,2 persen, anak kurang gizi yaitu 19 persen. Namun, di balik angka-angka tersebut, poin untuk anak obesitas naik 11 persen. Dari angka-angka tersebut, menurut Nila, harus ada perbaikan gizi, sebab tidak ada keseimbangan antara yang kekurangan dan kelebihan gizi.

erdasarkan data dari Global Utusan Report yang dilaporkan ke Bappenas, diketahui jumlah bayi dan balita yang mengalami stunting di Indonesia mencapai 8,8 juta jiwa dari sekitar 45 juta jiwa total balita. Untuk perbaikan generasi dalam mencegah terjadinya stunting, kata Doddy, dibutuhkan waktu sekitar 100 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement